Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Politik

Higher Order Thinking Skills Guru

24 November 2016   19:15 Diperbarui: 25 November 2016   18:33 7716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Creative Thinking dapat dipahami sebagai  suatu pemikiran yang berusaha menciptakan gagasan yang baru. Berpikir kreatif dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan seorang untuk membangun ide atau gagasan yang baru. Berpikir kreatif sering pula disebut berpikir divergen, artinya adalah memberikan bermacam-macam kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang sama. Berfikir kreatif dipandang sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran. dari berbagai uraian itu maka berpikir kreatif adalah kemampuan menemukan banyak jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keberagaman jawaban.

Ada 7 (tujuh) dasar berpikir kreatif (The Basic of Creative Thinking) yakni : 1. Posisikan diri kita  berlawanan atau berbeda dengan yang lain ; 2. The Innovation theory : Think differently dari “Nothing to give a spectacular Result”; 3. Berpikirlah lebih detail dari pada yang lain atau biasanya. 4. Hasil yang sempurna, berpikirlah bahwa apa yang ingin  dicapai itu sempurna dan tidak mungkin terlampaui oleh yang lain, 5. Berpikirlah bahwa apapun kesulitannya, pasti ada jalan keluarnya; 6. Kesulitan dan inspirasi itu saling melekatkan diri, sebagaimana firman Allah sungguh bersama kesulitan ada kemudahan ; 7. Sebagian besar penemu dunia memiliki pola pikir imajinasi yang kuat dimana pengetahuan hanya 1 % dan imajinasi 99 %, sehingga kita perlu mengembangkan imajinasi kita. 

Diantara  strategi yang dapat diterapkan untuk mengembangkan berfikir kreatif adalah dengan strategi Problem posing yakni pembuatan soal, pernyataan, atau pertanyaan terkait situasi atau soal yang diketahui. Misalnya, siswa membuat pernyataan atau pertanyaan terkait dengan gambar, cerita, tabel, grafik, atau diagram yang menyajikan informasi tertentu. Anak dapat pula diminta untuk membuat suatu narasi lanjutan dari suatu paragraf yang dibaca. Cara-cara demikian diyakini dapat mendorong anak berpikir fleksibel untuk mengeksplorasi berbagai hal terkait situasi tertentu. Perlu diketahui bahwa berpikir fleksibel merupakan salah satu komponen berpikir kreatif.

4. Kemampuan berargumenasi (Reasoning)

Pengertian penalaran (reasoning) adalah proses berfikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta atau bukti-bukti  yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Kesimpulan yang bersifat umum dapat ditarik dari kasus-kasus yang bersifat individual, tetapi dapat pula sebaliknya, dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual. Dengan demikian penalaran terdiri atas penalaran deduktif dan penalaran induktif. 

Sementara itu, kemampuan penalaran meliputi 3 (tiga) hal, pertama, penalaran umum yang berhubungan dengan kemampuan untuk menemukan penyelesaian atau pemecahan masalah; ke dua, kemampuan yang berhubungan dengan penarikan kesimpulan, seperti pada silogisme, dan yang berhubungan dengan kemampuan menilai implikasi dari suatu argumentasi; dan yang ke tiga kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan, tidak hanya hubungan antara benda-benda tetapi juga hubungan antara ide-ide, dan kemudian mempergunakan hubungan itu untuk memperoleh benda-benda atau ide-ide lain.

Ada 6 (enam) keterampilan bernalar yang dapat dikembangkan dalam proses mental, antara lain: 1. Thing-making, pengamatan dan proses identifikasi sesuatu melalui nama sebuah kata, simbol atau bayangan mental. Keterampilan ini didasarkan atas pengembangan vocabulary, penyimpulan pada konteks dan semua interaksi komunikasi yang terjadi, karena hal tersebut tergantung pada referensi kata-kata, pengetahuan dan asosiasi seseorang.

 Berikutnya yang ke dua . Qualification, penganalisisan eristik sesuatu. Akan lebuh baik kita memahaminya, mencocokannya untu suatu keinginan, membandingkan dan mengkontraskannya dengan yang lain dan mengubah atau mengembangkannya kreatif, 3. Classification, penempatan sesuatu ke dalam kelompok tertentu berdasarkan karakteristik tang mirip. Lebih baik kita mengklasifikasi, lebih baik kita mengatur sebarang kumpulan data dan fakta dari konsep yag umum kemudian manalarnya dengan logika logistik.

Sedang yang ke empat . Structure analysis, menganalisis dan menciptakan suatu keterhubungan (relationship). Kelengkapan penganalisisan dan penciptaan bagian-bagian yang ditopang oleh sesuatu komposisi da struktur secara menyeluruh, memunculkan hal-hal yang pokok dan membangun kemampuan penalaran yang spatial. ; 5. Operation analysis, pengurutan sesuatu, hal atau pikiran-pikiran kedalam urutan secara logis. Lebih logis kita mengurutkan sesuatu, lebih baik kita memahami sederetan dari semua tipe, mengikuti langkah-langkah sebarang proses, mengidentifikasi hubungan sebab akibat dan membuat rencana serta prediksinya.

Yang terahir adalah ketrampilan mencari analoginya, Seeing Analogies, pengenalan hubungan-hubungan yang sama. Keterampilan ini merupakan aplikasi dari informasi yang dihasilkan oleh semua keterampilan berpikir yang lain. Keterampilan ini merupakan dasar untuk pemberian wawasan dalam pemecahan masalah ketika kita mengingat masalah yang sama, sebagai metaphor yang lengkap ketika kita ingat gambaran yang sejenis dan untuk memahami konsep ratio dan perbandingan pada matematika.

5. Membuat Kesimpulan (decision making)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun