Mohon tunggu...
Darwin Raja Unggul Munthe
Darwin Raja Unggul Munthe Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Berpikir seperti orang bodoh sehingga giat untuk selalu belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Konteks Tanpa Teks

30 April 2016   12:36 Diperbarui: 2 Mei 2016   17:30 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Beranjak dalam usia, aku pun masuk dalam kategori dewasa ketika mulai memasuki dunia kampus. Aku harus pergi jauh merantau. Tinggal disatu kota, yang harus lintas pulau, dimana tempat aku menjadi anak kuliahan.

Liburan semester pertama, sangat menggembirakan. Rasa ingin pulang kampung bertemu orangtua pun semakin mengebu-gebu. Serasa ingin bercerita banyak pada orang-orang dikampungku. Dan, akupun menghabiskan masa liburan berada di kampung halaman.

Ada budaya kami yang istimewa; “manuk binatur” (dalam Batak Simalungun adalah ayam jantan yang sudah dimasak dengan cara tersendiri, dan setelah matang, semua organ ayam itu diatur kembali pada posisi organ sesungguhnya sehingga tampak ayam utuh).

Ini dihidangkankan kepada saya, satu hidangan yang sangat istimewa tentunya.

Manuk binatur” sebetulnya media penghantar komunikasi dan “doa” akan satu harapan dan suka-cita yang sudah kita alami, dan berharap kembali pada masa yang akan datang.

Aku menjadi istimewa dengan suguhan itu, ditambahan hidangan yang dikasi “bumbu” hati tulus dan cinta dari ibu, kakek dan nenek. Mereka mempersiapkan semua sangat baik dalam memberangkatkan aku kembali menempuh studi.

Kakek dengan tenang duduk didepanku dan kembali melirikku, terlihat seolah ia ingin sekali mau berbicara.

“Apakah kau sudah merasa pintar?” tanya kakek.

Aku berpikir lama untuk memberikan jawaban, sehingga sementara ada suasana bisu diantara kami. “Kog aneh ya pertanyaan ini?” dalam hati.

“Bagaimana, apakah kau sudah pintar?” ulangnya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun