Dia berusaha menggiring orang-orang normal menuju suatu chaos, menuju kesimpangsiuran. Hal inilah yang sangat disayangkan terhadap Amien Rais, seorang yang terkenal kritis terhadap pemerintah diakhir kejatuhan Soeharto.
Apa yang menjadi persoalan ada seorang Amien Rais adalah susah move-on dari cara berpikirnya yang lama. Caranya mengkritisi pemerintah jaman Soeharto yang memang benar-benar bobrok tidak bisa ditinggalkannya.Â
Alhasil, demi mempertahankan "sikap kritis"nya itulah, Amien Rais menggunakan pola berikir yang tidak wajar. Memang, orang-orang seperti itu cukup benyak "berkembang biak" sekarang ini.Â
Tidak perlu membuka mata lebar-lebar, dengan mata tersipit saja kita masih bisa menemukannya. Cukup dengan mengetahui pilihan politik kemudian menggoreng isu-isu tertentu (seperti suku, agama dan ras), maka sukseslah kita menelurkan pola berpikir sesat dan cacat seperti itu.
Berpikir sadar dan kritis merupakan cara menghindari sesat pikir dan cacat logika seperti Amien Rais, yang dengan mengatasnamakan Tuhan bisa menghina seorang kepala negara.
Tentu saja kita perlu mewaspadai itu, dengan cara dengan bijak menyaring apa yang kita baca, kita lihat dan kita tonton sehari-hari. Diatas semuanya, salam berpikir kritis, berpolitik sehat! Siapapun pilihan politik kita, itu tidak masalah selagi kita menggunakan hati nurani dan tentunya dalam keadaan waras.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H