Mohon tunggu...
Darwin Kalbar
Darwin Kalbar Mohon Tunggu... Guru - Guru Informatika SMAN 1 Toho

Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Mempawah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

27 April 2023   09:11 Diperbarui: 27 April 2023   21:55 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: canva.com and editing

Perasaan saya selama mengikuti pembelajaran sangat senang dan bangga karena bisa berkenalan dengan guru-guru yang hebat dengan berbagai latar belakang sehingga saya banyak belajar dan sharing informasi mengenai materi dan pengalaman mengajar. Disamping itu saya juga merasa khawatir dalam membagi waktu mengingat tugas yang begitu padat sedangkan disaat yang sama saya juga memiliki kesibukan sebagai pendidik dan pengelola di SMA yang baru didirikan. Dalam melakukan aksi nyata, saya merasakan dalam mengajar murid dengan senang hati dan terbuka dengan karakter yang berbeda serta berfokus pada siswa. Perasaaan ini timbul karena saya merasakan dahulu sebelum mempelajari modul 1.1 ini, menganggap anak memiliki kemampuan yang sama dalam menyerap materi pembelajaran, sehingga pada pelaksanaannya saya mengubah paradigma pembelajaran dengan menuntun anak sesuai dengan kodrat yang dimilikinya.

3.   Findings (Pembelajaran)

Pelajaran berharga yang saya dapat yaitu betapa pentingnya pendidik memahami perannya dalam mendidik anak, yaitu pendidik harus menuntun anak tanpa paksaan, memerdekakan anak dalam pembelajaran dengan model pembelajaran berdiferensiasi, karena anak merupakan subjek pembelajaran, membina karakter anak agar terhindar dari pengaruh budaya asing di era digital dengan menebalkan perilaku yang baik pada anak, serta memodelkan pembelajaran dengan permaianan edukatif agar tumbuh cipta rasa dan karsa yang dapat memperkokoh kebudayaan demi kemajuana peradaban bangsa. Sementara itu hal baru yang saya ketahui pada diri saya adalah selama ini saya berpikir telah mendidik anak dengan benar, ternyata saya keliru dalam menuntun karena lebih banyak menuntut anak untuk fokus pada kecerdasan kognitif semata dengan mengabaikan kecerdasan psikomotor, emosional, spiritual, sikap dan budaya. Untuk itu pelan tapi pasti saya mencoba untuk memperbaiki cara mendidik yaitu dengan menuntun anak berdasarkan kekuatan kodrat yang dimilikinya dengan memberikan kemerdekaan dalam pembelajaran berbasis diferernsiasi, karakter, kebudayaan dan perkembangan era digital.

4.   Future (Penerapan)

Yang saya lakukan dalam mendidik agar lebih adalah merubah paradigma berpikir mengenai tujuan pendidikan sesuai dengan pemikiran KHD dengan cara belajar, mengkaji, sharing informasi dan berkomitmen untuk melakukan perubahan sebagai pemimpin guru dan pembelajar baik secara lokal, kelas dan sekolah. Aksi nyata yang saya lakukan yaitu menciptakan budaya positif di sekolah melalui kesepakatan dengan orang tua dan siswa dalam mendidik dan menuntun anak berdasarkan kekuatan kodrat melalui pembelajaran yang memerdekakan sesuai dengan konsep pembelajaran berdiferensiasi, menggerakkan komunitas belajar, menjadi mengajak guru untuk belajar bersama melalui kegiatan sharing informasi agar tercapainya keselarasan dan keseimbangan ekosistem pendidikan di lingkungan sekolah.

Salam guru hebat, salam guru penggerak, Guru Hebat, Indonesia Maju

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun