"Oh Reaaally?!! Waaaw ... That's Cool! AMAAAAZING!" aku berusaha cairkan suasana, mem-'badut', meski napas dan staminaku sudah diambang batas yang ku tentukan. Ibarat Ultraman gitu, lampu indikator di dadanya udah nyala-nyala, mesti cepet balik biar nda terkapar lemah kehabisan tenaga.
"Wait ... You know what?" seruku tiba-tiba, penekanan nadaku sedikit serius, "Since you come from far away, I'll take this seriously. Let me put aside my camera first".
Ling, sebut saja namanya begitu. Ku buat gampang karena tulisan dan penyebutan nama dia susah.
"So" lanjutku, "I want you ... Just make yourself comfortable, all right? Relax. Enjoy the vibes. The ambience. Feel the surrounding. Ignore me. Pretend I'm not here, just you and your phone", Ling ikut serius, patuh dengarkan apa yang ku minta. Kedua bola matanya membulat yang disusul kemudian Ling manggut-manggut paham. Jarak yang tadinya terbentang, kini berubah. Lebih rapat. "No need worries, you in a good hands"
"Ummm .. Ok .. Wait then", seolah tak mau kalah dalam hal keseriusan, Ling mengambil beberapa langkah mundur, jaket yang dikenakan dibukanya tanpa sungkan.
Mendapati hal yang sedemikian tiba-tibanya --yang jelas itu bukan kaos apalagi dress. Agak terbuka. Dah. Titik. Ngga perlu dibahas lebih jauh--, ritme jantungku sontak terpompa kencang. Si Maimuuuunaaaaahhh ... Ya mbok pelan-pelan, kasih aba-aba dikit keeeeek, ngga ngagetin gituuu. Pekikku dalam hati yang dibalut senyum agak meringis. Tahan dentum jantungku.
"Ok ... Ready?"
"Hu'um ...", Ling ambil pose terbaiknya. Lekuk tubuhnya serupa model professional. Membetulkan rambut yang menurutku sudah rapih-cantik. Kini lebih rileks dia. Tidak seperti diawal perjumpaan.
"Ok .. Just like that ... Wait .. Holdd ... Look up a little bit ... to the left ... Ok just like thaaat ... Good ... Ok .. Perfect ... Another pose please ... Good ... Another one ... Good", ku directing Ling dengan berbagai-macam angle. Dia pose, aku bergerak lincah main tengah, bawah, geser kanan-kiri. Semua berlangsung cepat dan auto pilot. Hilang sudah kekikuk'an Ling terhadapku.
"Ok ... I think I'm done. Here's your photos. Please review it first, before I go", aku menyodorkan balik handphone miliknya. Ling berjalan cepat ke arahku dengan langkah ringan. Dia melonjak kegirangan. Dengan jarak sedemikian dekatnya, digenggamnya tanganku erat, "Thaaaank youuuuu! So preettyyyyy!", kedua matanya kini tampak melengkung serupa bulan sabit. Bersibobrok dengan mataku. Aroma parfumnya menerjang lembut hidungku.
"All Good?"