Keasikan motret jadi asik sendiri. Lupa sekeliling. Yang saya kejar momentum soalnya. Hingga akhirnya Bapak GM di sebelahku ngomong, "Mas mau sarapan apa? Itu lho ditawarin."
Jelas aku kebingungan. Siapa yang nawarin? Lha wong saya di pinggir sungai persis? Begitu kamera saya jauhkan dari wajah, kagetlah saya. Ada 3 atau 4 perahu yang sudah merapat di dekat kaki saya. Saya ditawari beragam, mulai dari jajanan pasar, nasi, hingga berkeliling menyusuri sungai.
Aku kikuk. Ini kali pertama transaksi yang mana penjualnya berada di atas air. Sensasinya beda jauh dari beli di warung. Saya lihat ada camilan favorit saya, donat yang ditaburi gula bubuk di atasnya. Saya beli Rp 10 ribu dapat banyak. Lumayan buat ganjal perut selama perjalanan. Enak juga lho donatnya, enggak berminyak.
Itu adalah hari ke-5 saya berada di Banjarmasin. Hari terakhir penugasan. Esoknya bertolak ke Bali.
Seharian itu saya, ditemani Bapak GM dan Bobby-Graphic Designer, berkeliling ke berbagai destinasi populer untuk berburu foto-foto. Yang mana nantinya akan dipasang di website sebagai penunjang.
Semburat Jingga Pagi Bersembunyi di Balik Awan / dap
Spot pertama adalah Pasar Apung Lok Baintan. Kami berangkat shubuh. Belum banyak warga yang beraktivitas. Dibubuhi kabut tipis dibeberapa titik lokasi. Hawanya sejuk bersih. Tenang gitu suasananya. Perlahan semburat sinar mentari mulai tampak. Cantik. Sembunyi malu dibalik awan kelabu.
Kami tidak lama di pasar apung, karena mesti kejar spot lain. Yang pasti, di sana banyak momentum cantik yang bikin fotografer gatal ingin terus jeprat-jepret. Apalagi saat golden hours-nya. Itu PR banget buat saya. Pokoknya kalau ada kesempatan balik, saya ingin setengah hari berjalan kaki menyusuri daerah itu. Sekaligus jajal naik perahunya yang dikenal dengan sebutan "klotok".
Pemandangan kayak gini bikin saya kangen, pengen balik lagi / dap
Destinasi berikutnya kami menuju pegunungan. Kata Bobby, pemandangan dari atas bukit cakep banget. Saya
mah ho'oh aja.
Manut, duduk kalem di jok tengah mobil sembari lihat-lihat pemandangan sepanjang perjalanan.
Kebetulan cuaca tengah berbaik hati. Cerah sedikit berawan. Kalau dilihat, warna langitnya biru menenangkan. Bagaimana dengan traffic-nya? Lengang. Beberapa kali mendahului truck. Sopan-sopan mereka. Di klakson pendek sekali, langsung minggir kasih jalan. Daaa Beeest pokoknya.
Kami tiba di areal parkir kendaraan. Dari sana dilanjutkan naik motor untuk naik ke atas. Sekali jalan Rp 20 ribu. Boleh juga sih jalan kaki. Tapi percaya lah. Harga segitu worth-it banget. Kita masuk perkampungan, permukaan jalan yang menanjak panjang di tengah hutan berliku. Tanpa guide pasti lah nyasar. Atau basah bermandikan keringat dengan napas Senen-Kamis. Motor yang dipakai pun udah dimodikasi mesinnya. Kalau standar, gak kuat. Yang ada mundur. Apalagi boncengan.
Ini foto gak di edit sama sekali. Liat deh warna birunya langit, cakep ya? / dap
Jujur, dari sekian banyak kota, ini kali pertama saya
hunting foto destinasi
wisata yang paling
blusukan. Tapi begitu di puncak, spot yang dimaksud ... Saya kaget (lagi). Seriusan ada
view kayak gini di Banjarmasin?
Nganga saya.
Aseliiiiik. Ini mah Banjarmasin rasa Raja Ampat! Bukit Matang Kaladan, namanya.
Seriusan Ini di Banjarmasin? Kalimat itu yang spontan keluar begitu liat pemandangannya / dap
Hampar perbukitan luas tak bertepi. Dengan alur sungai yang berkelok. Terlihat pemukiman warga di bawah sana. Andai datang lebih pagi, pasti lebih cantik lagi. Dengan semburat
Sunrise jingga yang mendayu mesra di ufuk timur.
Seriusan Saya Lagi Kerja, Bukan Jalan-Jalan / dap
Biasa lah, kalau udah kena pemandangan
epic macam itu, paling gak tahan pamer
 IG story.
Corporate ada yang nimpalin, "Mas kerja woooy, kerja, jalan-jalan melulu nih ah". Ku balas dengan penuh kemenangan, "Lho ini lagi kerja. Emang situ di belakang meja?" Dan saya tertawa
savage di dalam hati.
Pemukiman Warga di Bawah Sana / dap
Moto yang Lagi Ambil Foto / dap
Habis itu lanjut ke mana lagi kita? Balikin tenaga dulu
Sobh. Makan agak berat trus istirahat. Nanti sore dilanjut lagi karena sinar yang terlampau terang. Kurang cakep hasilnya.
- bersambung -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Trip Selengkapnya