“Enaknya langsung di makan, Mas, selagi panas” imbuh staff berperawakan sedang itu ketika menyajikan pesanan saya ke atas meja.
Kepala ikan kakapnya gede! Kira-kira dua kepal tangan orang dewasa. Sampai kaget saya. Kepulan kuah panas dipadu daun bawang, bawang goreng, daun kemangi dan sepotong buah nanas itu kian membuat saya ngiler kemana-mana (ember mana ember?).
Saat kuah saya cicipi, rasanya nonjok di mulut. ENAK! Gabungan rasa segar, asin, gurih, pedas dan asam, menyatu sempurna di indra pengecap. Yang tadi saya kira pedasnya gak ketulungan, eh ternyata tidak seberapa. Justru di situ lah letak nikmatnya. Orang bule makan tingkat spicy seperti itu masih bisa masuk.
Kepala ikan kakapnya masih utuh sempurna. Tidak ada bagian yang hancur atau lepas. Bisa jadi itu dikarenakan, sewaktu proses merebus, tidak diangkat sama sekali.
Sewaktu asik 'srupat-sruput' itu, pandangan saya tertuju pada sejumlah orang yang turun dari lantai atas. “Pak, yang makan di sini kok cakep-cakep ya? Tau gitu, dari dulu saya sering makan sini,” kelakar saya setelah mereka pergi melanjutkan perjalanan.
“Oh itu crew pesawat (Pilot dan Pramugari), Mas, langganan sini. Sering dateng,” kata staff itu yang mulai tampak beres-beres mau tutup.
Wah gile nih tempat! Sederhana tapi yang datang gak sembarangan. Lain kali kalau makan sini lagi, datang sendiri aja. 'Partner in crime' gak usah diajak. Huahaha.
Buat kamu yang ada di seputaran Denpasar kota atau liburan ke sini, dan doyan makan sup kepala ikan, khususnya jenis salmon, gak ada salahnya berkunjung ke Gubug Ibad. Kakapnya aja udah enak, apalagi salmon-nya? Buat saya pribadi, cita rasanya enggak ngebosenin. Nagih pengen balik lagi. Tapi ya gitu, harap maklum kalau stok salmon sedang kosong. Susah didapat soalnya.
Gubug Ibad juga menerima pesanan. Lantai atas juga bisa digunakan sebagai ruang meeting. Buka tiap hari, dari pk 08.00 – 21.00 Wita.