Mohon tunggu...
darwinarya
darwinarya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer Specialized Hotels and Resorts

Travel Enthusiast. Hospitality Photography Junkie

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kelezatan Burger 'Homemade' PitStop Bali

28 September 2016   21:43 Diperbarui: 29 September 2016   01:45 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi Traffic Jalan Raya Petitenget, Kerobokan, Bali pada Malam Itu, Senin (26/9) / dap

Berselang 15 menit kemudian pesanan kami datang. Wuuiiihhh ... Porsi burgernya gede! Sampai melongo saya melihatnya. Bingung gimana cara makannya, sisi mana yang mau dimakan lebih dulu.

Mari Kita Makaaaaaannnn / dap
Mari Kita Makaaaaaannnn / dap
Burger disajikan dalam wadah karton berbentuk persegi panjang. Pada kedua sisi karton terdapat nama gerai dan logo PitStop. Botol saus tomat dan sambal disediakan pada masing-masing meja makan. Tinggal menambahkan sesuai selera.

Pertama saya cicipi dulu Chunky Fries-nya. Daging kentang terlihat padat berisi. Tidak seperti gerai burger pada umumnya yang kurus dan garing. Teksturnya lembut matang sempurna. Rasa asinnya juga pas ketika menyentuh indera pengecap.

Setelah itu, sekarang giliran burgernya nih. Kali itu saya coba Rosemary Lamb-nya. Sewaktu diangkat, beratnya tuh berasa banget ditangan. Lantaran ukurannya yang besar, mulut harus dibuka maksimal untuk mendapatkan seluruh bagian mulai dari atas roti hingga ke bagian bawahnya.

Hmmm ... Sewaktu mencicipinya, sulit bagi saya untuk menjabarkan sensasi rasa ke dalam untaian kata. Dagingnya terasa juicy dan tidak kering. Benar-benar pure daging tanpa dilapisi tepung sedikit pun.

Rasa gurih dan asin seimbang. Bahan-bahan pendukung seperti potongan tomat, selada, saus mayonaise dan lain sebagainya turut memperkaya cita rasanya.

Meski patty berasal dari daging domba, saya tidak mencium adanya bau prengus --aroma khas kambing atau domba--. Apabila Anda memakannya lebih teliti, akan terasa bumbu dan rempah-rempah yang harum. Lantas bagaimana dengan cita rasa Burger Carnivore (daging sapi)-nya? Sama enaknya. Akan tetapi bila dibandingkan dengan Rosemary Lamb, Carnivore terasa lebih halus di lidah.

Perlu daya tampung perut besar untuk menghabiskan seporsi burger PitStop. Saya saja sampai megap-megap menandaskannya.

Setelah ini, jelas akan ada kunjungan selanjutnya di lain hari. Mungkin dalam waktu dekat di cabang lainnya, entah itu di Canggu atau Uluwatu. Yang pasti saya suka dan jatuh hati dengan cita rasa yang disajikan. Bagi yang merasa kelaparan tengah malam, bisa langsung datang ke sini. Karena PitStop senantiasa buka 24 jam tiap hari.

Selamat berwisata kuliner ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun