Itu di bagian tengah, lantas seperti apa kondisi di atas air terjun?
Kita juga bisa melihat "pintu masuk" gua yang dimaksud oleh guide. Sebuah lubang menganga berdiameter sekitar 25 meter. Area ini tidak boleh dimasuki tanpa pengawalan warga lokal. Sepertinya ada ritual khusus sebelum para pelancong bisa masuk ke dalam sana.
Setelah puas bermain air, kami mampir sejenak ke salah satu warung yang menjajakan aneka makanan kecil dan kopi. Pilihannya memang tak banyak. Ada kopi sachet dan mie instan kemasan. Meski demikian, harga yang dipatok tergolong fair. Saya pesan kopi nesc*fe dipatok Rp 3 ribu. Sementara mie instan pop m*e dibanderol seharga Rp 8 ribu.
Pada intinya, kami sangat menikmati destinasi wisata air terjun gua RangReng. Terlebih, belum banyak orang yang ke sini.
Sekarang masalahnya cuma satu... Untuk pulang, mau tidak mau, kami harus menyusuri kembali rute "melelahkan" itu.
Haduuuhhh ... !Â