Jalan sedikit lagi, nanti kita akan bertemu celah sempit. Tadinya saya pikir enggak ada jalan di sana alias buntu.
"Lah, ini trus jalannya kemana lagi?" tanya saya ke partner seperjalanan. Celah itu, saking kecilnya hanya bisa dilalui satu orang. Itupun dengan meraba-raba kedua sisi tebing.
Wah ... Seru banget pokoknya. Ekstrim akses jalannya. Setelah melewati celah sempit itu, kita mulai bisa mendengar deru suara air. Tandanya, sebentar lagi kita sampai tujuan.
Di titik ini, kita akan menjumpai bale atau gazebo. Kondisinya sudah tua dan cukup lapuk. Meski demikian, masih sanggup dibuat duduk-duduk barang sejenak.
Namanya juga di dalam "hutan", banyak nyamuk di sini.
Lagi-lagi kita harus menuruni anak tangga. Permukaannya tidak dicor semen, melainkan dari tanah yang ditahan oleh batang-batang bambu. Sebagai "pengaman", warga memasang selongsong kayu bambu berdiameter sekitar 10cm untuk pegangan tangan.
Titian Anak Tangga Berbahan Dasar Tanah / dap
Dan tiba lah kita di Air Terjun RangReng.
Merangkak dan "Bermain" Tarik Tambang
Air Terjun Gua RangReng Bali / dap
Air terjun RangReng bisa dibilang "jinak". Airnya tidak langsung mengucur deras dari atas, melainkan melewati bebatuan yang berundak-undak. Jadi kalau terkena badan enggak sampai nyeri. Sensasinya seperti berada di bawah air mancur. Airnya terasa segar menyentuh kulit. Apalagi sehabis menempuh perjalanan panjang.
Mak plong lah ya ...Pesona Air Terjun Gua RangReng / dap
Beruntung kali itu suasananya sedang sepi. Hanya segelintir orang yang datang. Kami serasa yang punya tempat. Bebas wara-wiri dan berfoto sesuka hati.
Bentuk bebatuan di air terjun ini tergolong unik. Memanjang rata. Selain itu, banyak pula yang cekung ke dalam. Kedua jenis batu itu, memiliki tekstur permukaan yang halus. Tidak ada yang nyucuk tajam. Halusnya itu seperti agar-agar yang disendok. Mulus ...
Merangkak Style ... Yiihaaaa! / dap
Sama halnya dengan air terjun lainnya, bebatuannya banyak yang diselimuti oleh lumut. Jadi licin. Kita harus pandai-pandai memilih pijakan kaki. Masalahnya, tak ada benda apapun yang bisa dipegang untuk menjaga keseimbangan. Cara paling ampuh dan aman menurut saya adalah, dengan cara
mbrangkang (bahasa jawa) atau jongkok sedikit, kemudian merangkak. Kalau masih ngeri, teman-teman bisa juga "
ngesot" (hehehe).
Lihat Travel Story Selengkapnya