Berbagai penghargaan dan prestasi berhasil diraihnya. Salah satunya 'Sarmoti' Awards dari Pangeran Reinier di Las Vegas pada tahun 2000.
Pada tahun 2003, Jorge menulis buku perdananya “Magia Para No Dejar Sonar” dan menandatangani kontrak dengan Disney Channel sebagai pesulap pada program Disney Zona Tale untuk Spanyol dan Portugal.
Bermain sulap tidak pernah membuat dirinya untuk berhenti bermimpi. Semangat itulah yang diteruskan kepada anak-anak SOS Children's Village di seluruh dunia.
Bali bukanlah satu-satunya destinasi Indonesia yang ia tuju. Sebelumnya, ia telah mengunjungi Yogyakarta pada 12 Juli lalu.
Puncak Acara
[caption caption="Tari Sekar Jagat / dap"]
Sore berganti malam. Teman-teman Kompasianer diminta bergegas menuju Wantilan (gedung serbaguna khas Bali) untuk menyaksikan pertunjukan utama. Gerimis belum juga sirna. Hawa dingin sekaligus sejuk terus menerpa kulit kami.
Tiba di sana, ratusan orang telah berkumpul. Mulai dari anak-anak hingga para tamu undangan. Mereka menempati posisinya masing-masing.
Selang 10 menit kemudian, dua orang MC membuka acara dengan beberapa kalimat sambutan. Adapun tamu yang hadir pada malam itu adalah, Ayu Saraswati selaku perwakilan Gerai Oleh-Oleh Khas Bali Krisna, Gregor Hadi Nitihardjo selaku National Director SOS Indonesia, perwakilan Asosiasi Manajemen Indonesia, Pasca Sarjana Universitas Udayana, Ibu Iin selaku Komisi Perlindungan Anak Daerah, Agung Suweca selaku Village Director SOS Bali (catatan: kalau saya ada kurang sebut nama, mohon dimaafkan. Pas saya asik nulis, Mbak Sri mengajak saya ngobrol. Hilanglah konsentrasi, hehehe).
“Turut hadir pula teman-teman media Kompasiana. Tolong sebarkan informasi bahwa SOS tidak hanya milik penghuni SOS saja, tetapi juga milik seluruh masyarakat Indonesia,” ucap MC pria dengan suara lantang dan mantap, “Karena SOS itu ada diii ...” imbuh MC memenggal kalimatnya yang kemudian disahut ratusan anak-anak sambil menoleh ke belakang, “Siniiiiiiii ....” ujar mereka serempak, meletakkan kedua telapak tangan pada posisi hati.
Beeeuuhhh ... Saya yang melihat hal itu, dibegitukan, gimana enggak terharu? Mendadak air mata ini langsung membasahi kedua kantung mata. Atau bahasa gaul Jawa-nya, “Mbrebes mili”.