Mohon tunggu...
darwinarya
darwinarya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer Specialized Hotels and Resorts

Travel Enthusiast. Hospitality Photography Junkie

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tawan Ciptakan Alat Agar Dapat Hidup Normal

28 Januari 2016   07:57 Diperbarui: 29 Januari 2016   04:38 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berulang kali Bli Tawan memohon, meminta tolong kepada publik, khususnya para praktisi, kalau ada masukan / solusi, tolong dibantu (pengadaan komponen). Diberi pengarahan. Itupun memintanya dengan penuh kerendahan hati. Setidaknya dia sudah berusaha sebaik mungkin. Sesempurna mungkin. Itu yang seharusnya diapresiasi. Bukan malah dihujat habis-habisan. Dibilang penipu lah, pembual lah, hoax lah, lelucon lah, palsu lah, makan uang haram lah, dsb. Seolah-olah saling berlomba, siapa paling sadis melontarkan kritik tajam menyayat hati, dialah keluar sebagai juaranya. Sesungguhnya, mata hati kalian telah dibutakan nafsu emosi sesat.

Media pun demikian, melakukan pemberitaan kelewat gencar dan bombastis. Terlalu mengumbar "kehebatan" alat bantu Tawan hingga akhirnya ekspektasi publik melambung tinggi.

"Saya tidak membenci media, saya justru senang ada yang memperhatikan saya. Tapi saya ngga suka (wartawan) yang mengutip (tidak bertanya dan datang langsung ke lapangan)," keluhnya sembari duduk jongkok. Saya dan Mas Agung Soni juga ikutan jongkok waktu itu (sampai kesemutan). Duduk berhadapan dengannya.

"Alat ini ngga ada yang canggih. Dibuat sederhana. Semua orang juga bisa bikin. Fungsinya hanya buat bantu saya kerja. Itu aja, ngga lebih," katanya sambil menyesap sebatang rokok dalam-dalam.

 

Cerdas di Bawah Garis Kemiskinan

[caption caption="Rumah Sekaligus Bengkel Las Tawan IronMan Bali"]

[/caption]
Hati kecil anda akan menjerit sejadi-jadinya, bila anda datang ke bengkel las Tawan. Setidaknya itulah yang saya dan Mas Agung Soni rasakan. Sekuat tenaga saya menahan air mata yang mulai membasahi sudut mata.

Tidak, saya tidak mengada-ada apalagi mendramatisasi keadaan. Apa yang saya tulis benar adanya. Berdasarkan pengamatan langsung. Seperti anda lihat pada foto di atas, rumah sekaligus bengkel las Tawan dibangun amat sederhana. Pagarnya berupa seng yang dijejerkan sedemikian rupa. Begitu juga dengan atapnya. Namun jumlahnya tak mencukupi sehingga terdapat celah menganga cukup lebar.

Apa yang anda lihat dari luar belum ada apa-apanya dibandingkan bagian dalamnya. Jauh lebih tragis. Anda pasti pernah berkunjung ke bengkel las pinggir jalan kan? Nah, bengkel las Tawan jauh lebih berantakan lagi. Dimana-mana barang rongsok. Ada besi batangan, besi berbentuk pipa, drum plastik, kulkas, motor bahkan sambil mobil butut sekalipun. Tentu saja bentuk motor dan mobil itu tak karuan hancurnya. Paling gampang menggambarkannya itu seperti habis terkena ledakan bom!

Untuk mendekat ke Bli Tawan dan kerumunan wartawan, saya harus menundukkan kepala. Memastikan kaki saya tidak salah injak. Selain barang rongsok, di sana, saya juga melihat adanya tumpukan botol-botol minum kemasan. Jumlahnya ada ratusan. Tingginya kira-kira sepinggang orang dewasa.

Ada pula ayam. Jumlahnya sekitar belasan. Ada yang mematuk-matuk cari makan di pinggir jalan, ditumpukan botol-botol, ada juga yang melewati saya. Selain ayam, masih ada anakan kucing. Warnanya hitam dan putih. Tubuhnya kurus kering. Kalau berjalan seperti lunglai tak ada tenaganya.

Yang paling memprihatinkan adalah ruang pribadi. Jangan dikira luasnya mencukupi untuk menampung Bli Tawan, istri dan ketiga anaknya. Saya perkirakan luasnya sekitar 6 meter (panjang) x 4 meter (lebar). Lantainya dari tanah. Kalau tidur, hanya dilapisi karton. Sesederhana itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun