"Di sini tidak bayar, tidak seperti Co working Space lain. Selain itu, konsep tempat ini juga lebih ramah difabel," ujarnya.
Menurut keterangannya, untuk pemakaian area luar dan ruang kelas, dapat mengajukan proposal dulu 14 hari sebelum pelaksanaan acara. Agar dapat diatur jadwalnya sehingga tidak berbenturan dengan aktivitas lain.
"Insya allah ke depan sampai malam," jawab Mbak April ketika saya singgung soal kemungkinan penambahan jam operasional mengingat biasanya mahasiswa dan siswa yang baru punya waktu pada malam hari.Â
Hal ini juga senada dengan apa yang menjadi kebutuhan Evan Kasidi, desainer website asal Jakarta yang sudah seminggu ini rutin berkunjung ke DCS.
"Tempatnya enak dan nyaman. Gratis lagi. Saya sudah coba tempat lain kan bayar atau minimal beli minuman. Tapi sayangnya di sini tidak bisa sampai malam, walaupun bisa di luar, tapi banyak nyamuk. Jadi saya lanjutkan pekerjaan di penginapan saja." terang Evan.
Kehadiran DCS ini, tentu akan masuk sebagai daftar tempat yang direkomendasikan apabila saya dan teman-teman komunitas serta kampus akan mengadakan acara. Buat Anda yang ingin mengadakan acara di sini juga bisa karena DCS bisa diakses siapa pun.Â
Tempat ini, juga dekat dengan tempat saya ngekos, jaraknya cuma sak uncalan watu dari Gedongkiwo tempat saya ngekos, sehingga bisa menjadi tempat alternatif bagi saya untuk menggarap tesis, selain perpustakaan kampus dan perpustakaan daerah.
Menariknya, konsep pembangunan DCS ini pun juga sudah melibatkan berbagai kalangan masyarakat. Hal ini saya ketahui setelah bertemu dengan salah satu pihak yang turut serta merumuskan rencana pembangunan DCS ini.Â