Mohon tunggu...
Darul Azis
Darul Azis Mohon Tunggu... Administrasi - Wirausahawan

Wirausahawan yang terkadang menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Belajar Menulis Sosok Inspiratif dari COO Kompasiana

14 November 2016   06:37 Diperbarui: 14 November 2016   10:14 2005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku yang sedang kita bicarakan (Darul Azis)

Sebagai pelengkap berita media massa, tulisan mengenai seorang tokoh memang selalu terasa lebih menyegarkan dan memberi nuansa yang berbeda dibandingkan dengan berita. Ulasannya yang mendalam, inspiratif, dan memiliki nilai human interest menjadikan tulisan ini selalu menarik perhatian pembaca.

Buku yang sedang kita bicarakan (Darul Azis)
Buku yang sedang kita bicarakan (Darul Azis)
Rubrik Sosok di Harian Kompas adalah salah satunya. Rubrik ini menyajikan ulasan mengenai seseorang berikut kiprahnya dalam kehidupan. Rubrik ini pula yang menjadi halaman favorit saya ketika membaca Kompas, selain halaman opini, erpen, puisi, dan Parodinya Samuel Mulia. Melalui rubrik Sosok, kita bisa menemukan berbagai macam kebajikan dan inspirasi dari orang yang disosokkan.

Saya yakin ada banyak pembaca yang kemudian merasa tersentuh dan tergerak setelah membaca tulisan mengenai seseorang, mungkin termasuk Anda. Ini wajar, sebab selain karena si tokoh memang sangat inspiratif, kepiawaian penulis dalam menggali informasi dan menyajikannya dalam bentuk tulisan pun kadang memang jempolan, sehingga bisa langsung menohok emosi pembaca. Jadi di sini ada dua hal yang menjadi penentu apakah tulisan mengenai seseorang akan memiliki pengaruh bagi pembacanya atau tidak.

Semua Orang Bisa Menulis Sosok

Bagi seorang wartawan, menulis seorang tokoh untuk dijadikan sebagai karya jurnalistik mungkin merupakan hal biasa. Namun seiring dengan semakin berkembangnya dunia tulis-menulis di internet, kini menulis tentang seorang tokoh, saya rasa bukan lagi monopoli wartawan semata. Juga bukan monopoli media massa saja. Karena para ‘aktivis’ media sosial, blogger, dan kompasianer pun, bisa turut menuliskan orang yang dianggap pantas untuk disosokkan. Dan mengingat tidak adanya ikatan dengan perusahaan media, tulisan pun dapat lebih bebas baik dalam ukuran jumlah kata, pemilihan orang, dan waktu publikasi (karena tanpa harus melewati meja editor).

Tulisan mengenai seorang tokoh ini, di blog maupun di media sosial, disinyalir akan dapat lebih menarik perhatian pembaca karena sekarang tulisan-tulisan semacam ini telah menjadi bagian dari kebutuhan hidup; kebutuhan akan cerita, refleksi, dan inspirasi dari orang lain dan kebutuhan akan kabar baik di tengah kian riuhnya bad news sekarang ini. Karena itu, menjadi sebuah keniscayaan bagi seorang Kompasianer atau Blogger (yang ingin mengikat lebih banyak pembaca) untuk mulai merespon ‘kebutuhan’ tersebut. Yakni dengan menyisipkan konten tentang seseorang yang disosokkan dalam blognya.

Untuk itu, belajar dari orang yang telah berpengalaman dan punya jam terbang tinggi, harus segera dilakukan. Agar sebelum mulai menulis tentang seseorang tokoh, kita telah punya gambaran umum dan memahami teknik dasar, tips, dan triknya sehingga dapat menghasilkan tulisan tentang seorang tokoh yang baik –dan menarik.

Pepih Nugraha dalam hal ini bisa menjadi rujukan. “Orang Kompas” yang satu ini telah membagikan proses kreatifnya dalam menulis sosok melalui buku bertajuk Menulis Sosok Secara Inspiratif, Menarik, dan Unik. Sebenarnya agak telat jika membicarakan buku ini sekarang, karena buku tersebut telah lahir sejak tahun 2013 silam; tiga tahun yang lalu (hello! Ke mana aja selama ini?). Tapi mau bagaimana lagi, saya baru bertemu buku tersebut baru-baru ini.

Terlepas dari semua itu, saya merasa buku ini sangat penting dibicarakan dan dibaca kembali. Siapa tahu dengan begitu akan banyak muncul tulisan-tulisan mengenai seseorang yang sebenarnya tak kalah inspiratif dengan yang dikorankan. Alasan lain saya menulis tentang buku ini adalah karena bisa jadi masih banyak orang yang belum membaca buku tersebut, ataupun ulasannya. Sehingga pemciaraan tentangnya pun akan tetap relevan. Bukan begitu, kawan?

Selanjutnya, mari kita mengulik kembali buku termaksud dan inilah pelajaran menulis sosok secara inspiratif, menarik, dan unik dari Pepih Nugraha.

Hal-hal mendasar yang harus dilakukan untuk menghasilkan tulisan sosok yang baik dan menarik

Saya percaya, menulis tentang seseorang secara nyata bukanlah hal mudah--meski juga bukan merupakan hal sulit dan tak bisa dilakukan. Apalagi jika tulisan tersebut diekspektasikan akan menarik perhatian pembaca dan berhasil memengaruhinya. Karena itu, ada beberapa syarat yang harus dilakukan oleh seseorang yang ingin menguasai teknik menulis sosok. Di antaranya sebagai berikut.

1. Mulai banyak membaca buku biografi atau otobiografi

Dalam pengantarnya, mantan Kepala Biro Harian Kompas wilayah Makassar tahun 2002-2004 tersebut mengaku bahwa dalam mendalami teknik penulisan sosok itu ia mengakrabi banyak buku biografi atau otobiografi orang-orang ternama yang punya cerita atau pengalaman dahsyat (hal. xvi)

2. Mulai banyak membaca buku teori menulis biografi

Tak hanya mengakrabi banyak buku biografi dan otobiografi, ia pun kemudian juga banyak membaca buku-buku teori menulis biografi. Walaupun menurutnya, yang lebih penting dari semua itu adalah mendalami dan langsung mengeksplorasi orang yang akan ia sosokkan, yakni dengan membaca biografinya, mendengar tentang dirinya dari keluarga atau kerabat, dan wawancara langsung dengan yang bersangkutan.

3. Mulai banyak membaca tulisan mengenai sosok, baik di media massa cetak maupun online

4. Mulai banyak menonton acara TV yang mengangkat sosok-sosok inspiratif

Keempat hal tersebut, saya percaya akan dapat merangsang kepekaan kita terhadap orang-orang tertentu sehingga kemudian terdorong untuk mengangkatnya ke permukaan dalam bentuk tulisan (P.S. Dalam buku tersebut, Pepih tidak menuliskan poin nomor tiga dan empat sebagaimana yang saya sebutkan di sini. Kedua poin selanjutnya merupakan tambahan dari saya. Hehe…peace..!).

Ketika Menulis Sosok, Apa Saja yang Harus Digali oleh Penulis?

  1. Informasi dasar orang yang akan ditokohkan dengan sedetil-detilnya (nama lengkap, tempat & tanggal lahir, keturunan, sekolah, karir, dlsb)
  2. Kiprah orang yang akan disosokkan pada masa kini dan pengalaman hidup yang membuatnya sampai pada kiprahnya yang sekarang.
  3. Keunikannya

Ketiga hal tersebut pasti akan Anda temukan ketika Anda membaca buku setebal 196 halaman ini. Salah contoh tulisan sosoknya yang sangat menarik perhatian saya adalah tentang Alwi Dahlan. Dalam tulisan tersebut, Pepih mampu menggali dengan sangat detil sosok Alwi Dahlan, mulai dari tempat dan tanggal lahir, anak dan istri, karir, buku yang ditulis, dan kiprahnya dalam berbagai bidang, hingga terkumpul sekitar 20 fakta mengenai sosok Alwi Dahlan dalam tulisan yang ia tulis bersama rekan wartawan lainnya yang kini telah menjadi “mantan wartawan Kompas”, Ricky Pitoy Tafuama dan dimuat pada Jumat 27 Desember 1996 itu.

Lalu, bagaimanakah kriteria orang yang pantas ditulis?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, menurut Pepih bisa kita mulai dengan melontarkan pertanyaan berikut, apa yang membuat orang tersebut menjadi spesial dan layak ditulis? Terkait hal ini, pasti setiap orang punya jawaban yang berbeda-beda. Namun secara umum, berikut 10 kriteria yang saya rangkum dari buku kedua pria kelahiran Tasikmalaya 52 tahun silam tersebut.

1. Orang-orang pemberani

Ini bisa dilihat dari tulisan Pepih tentang KH Ali Yafie. KH Ali Yafie adalah wakil Rais Aam PBNU yang kemudian memilih keluar dari NU karena mempercayai bahwa organisasi keagamaan tersebut menerima sumbangsan dari Sumbangan Dana Sosial Berhadiah (SDSB) pada masa rezim Soeharto. Sebagai informasi, SDSB kerap disebut sebagai judi yang dilegalkan oleh pemerintah.

2. Sosok unik dengan kreatifitas nyeleneh

Sosok seperti ini bisa Anda temukan ketika membaca tulisan tentang sosok Aep Suharto, si membuat replika untuk dirinya sendiri yang karena itu ia kemudian banyak mengalami hal-hal lucu.

3. Orang yang berani keluar dari zona nyaman dan cenderung nekat

Orang-orang seperti itu memang sosok-able banget. Jika ditulis dengan baik, kisah mereka akan menarik perhatian banyak orang. Seperti ketika Anda membaca tulisan COO Kompasiana itu yang berkisah tentang Budi Putera, wartawan Koran Tempo yang juga bertugas mengelola Tempo.co dan kemudian memilih untuk keluar dan mendedikasikan diri menjadi seorang blogger professional.

4. Orang-orang yang memiliki kiprah besar di luar negeri

Sebagai bangsa yang kadang berlaku inferior terhadap kehebatan bangsa lain, tulisan mengenai kiprah atau prestasi orang Indonesia di luar sudah pasti akan sangat menarik pembaca. Karena itu, mereka pun sangat pantas untuk disosokkan. Mengenai hal ini, Anda bisa membaca tulisan bapak dua anak tersebut yang menceritakan tentang Sarwoto, satu-satunya orang Indonesia yang berada di ruang kendali Jupiter dalam peluncuran satelit Centre Spatial Guyanais di Guyana Perancis.

5. Pencipta hal-hal sederhana yang dampaknya luar biasa

Melalui tulisannya tentang sosok Kendro, pengisi sebagian besar aplikasi fitur Nokia yang terbit pada edisi 26 Desember 2007, pria lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi UI itu seakan sedang mengatakan bahwa pencipta hal-hal sederhana yang kemudian berdampak luar biasa itu harus disosokkan. Karena mereka pantas dan harus diketahui oleh banyak orang.

6. Orang-orang yang berprestasi walau memiliki keterbatasan fisik

Memiliki nilai human interest. Itu merupakan poin yang kerap melekat pada tulisan tentang seseorang tokoh. Karena itu, tidak menutup kemungkinan bahwa orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik maupun mental, tetap bisa disosokkan. Apalagi jika mereka memiliki prestasi yang cukup tinggi. Itulah yang seakan disampaikan oleh penulis buku Citizen Jurnalism tersebut ketika ia menulis tentang Delli Meladi, tunanetra yang berhasil menghafal 1000 lagu dan telah mencatatkan dirinya dalam Rekor MURI pada tahun 2006 karena hapal 650 lagu.

7. Orang-orang pemberdaya kaum lemah

Membaca tulisan Pepih tentang Ajid yang telah berhasil menghidupi 70 orang dari keluarga pemulung di Jakarta itu, serta merta kita akan mengangamini bahwa orang-orang semacam Ajid memang sangat layak untuk ditulis.

8. Orang-orang yang memiliki semangat pengorbanan tinggi

Anda punya relasi orang-orang yang punya semangat tinggi untuk berkorban? Kalau punya, segera tulislah ia. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh penerima penghargaan dari PANDI untuk kategori website personal terbaik pada Id Website Awards 2016 beberapa waktu lalu. Pemilik situs Pepnews.id tersebut telah menulis tentang Usman, si penyelamat puluhan nyawa nelayan yang karena itu ia harus kehilangan anggota keluarganya pada saat bencana Tsunami melanda Aceh 2004 lalu, dengan sangat piawai dan menyentuh emosi.

9. Orang-orang yang menjadi pelopor

Ia telah memulai sesuatu dan sampai sekarang masih tetap konsisten di jalur yang telah dirintisnya tersebut sampai menelurkan prestasi-prestasi. Maka pantaslah kiranya jika sosoknya Anda tuangkan dalam bentuk tulisan yang memikat dan menginspirasi. Pepih telah melakukan hal itu. Yakni dengan menulis sosok Raditya Dika, salah satu pelopor dunia blogging di Indonesia yang kini telah menjadi terkenal karenanya.

10. Orang-orang yang memiliki karakter mulia

Poin ini bisa Anda temukan setelah membaca tulisannya tentang tentang sosok Harun Alrasid, wakil Ketua KPU yang mundur dari jabatannya karena kecewa dengan lembaga yang dinilai tak konsisten dengan kesepakatan dan keputusan yang telah dibuatnya sendiri.

Semacam Penutup

Saat ini kita butuh lebih banyak konten-konten positif dan inspiratif, yang itu bisa jadi bersumber dari orang-orang di sekeliling kita. Blogger, Kompasianer, dan aktivis media sosial, dalam hal ini diharapkan dapat turut ambil bagian.

Untuk itu, sekali lagi buku besutan Penerbit Buku Kompas yang oleh penulisnya dipersembahkan untuk kedua orangtuanya dan ingin dijadikan sebagai contoh kepada kedua anaknya bahwa penulis hanyalah sosok jurnalis apa adanya ini, perlu Anda baca (kembali).

Tapi mohon diingat, saya tidak bertanggungjawab atas segala kerepotan Anda untuk mendapatkan buku tersebut mengingat sudah tiga tahun lamanya buku itu lahir. Sebaliknya, saya justru ingin meminta maaf jika hal itu sampai terjadi.

Demikian, tabik.

Yogyakarta, 14 November 2016

Darul Azis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun