Mohon tunggu...
Darul Azis
Darul Azis Mohon Tunggu... Administrasi - Wirausahawan

Wirausahawan yang terkadang menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Self Centered, Gangguan Jiwa yang Sedang Mengintai Kita

2 September 2016   15:07 Diperbarui: 2 September 2016   22:18 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Self Centered (Egosentrisme) Ilustrasi via www.sketchoholic.com

Jadi, bisa dikatakan egosentrisme ini merupakan bagian dari dampak buruk sistem kapitalisne global.

Egosentrisme Dalam Kehidupan Sosial

Selain diidap individu, lama kelamaan egosentrisme ternyata juga dapat diidap oleh suatu kelompok sosial (agama, suku, dan bangsa). Terlebih lagu jika dalam kelompok tersebut ada banyak individu-individu dengan sikap egosentris yang tinggi. Makin jadilah komunitas tersebut, sebagai kelompok yang egosentris. Fanatik, kolot, dan susah untuk diajak kompromi.

Semua pandangan pun kemudian hanya didasarkan pada kelompoknya. Begitu pun tindakannya. Tak diindahkannya hal-hal di luar kelompoknya, karena mereka telah merasa paling benar, kuat, ataupun paling berhak dibanding kelompok lainnya. Inilah yang nantinya akan memicu konflik antarkelompok baik atas nama organisasi, suku, agama, ras, maupun bangsa.

Agaknya egosentrisme kelompok ini sampai sekarang masih terlupakan. Padahal ia ada dan sangat nyata. Begitu pun contoh-contoh akibatnya. Terpampang jelas di depan mata.

Penutup

Lalu bagaimana dong kalau begitu? Apa yang harus kita lakukan?

Bagi saya pribadi, egosentrisme ini merupakan bagian dari proses menuju kedewasaan diri, baik di dunia maya maupun nyata. Saya meyakini bahwa seiring berjalannya waktu, egosentrisne ini akan terkikis secara perlahan dari diri kita.

Tapi itu membutuhkan waktu relatif lama, sementara kita tidak tahu ada berapa banyak kerugian yang harus ditanggung orang lain karena sikap egosentris tersebut. Oleh sebab itu, egosentrisme tetap harus kita tanggulangi. Kita kikis agar kerugian orang lain karena diri kita menjadi semakin berkurang.

Bermanfaat aja belum, masa' malah mau merugikan terus? Iya, 'kan?

Nah, untuk menanggulanginya, pertama-tama yang bersangkutan harus menyadari terlebih dahulu keberadaan gangguan jiwa bernama egosentrisme ini di dalam masing-masing individu. Caranya adalah dengan melihat ke dalam diri masing-masing. Introspeksi. Ngaca.

Itulah mengapa saya menuliskan tentang egosentrisme itu di sini. Ialah untuk mengingatkan satu sama lain.

Selanjutnya, setelah diketahui ada tidaknya gangguan jiwa bernama egosentrisne itu dalam diri Anda, tugas Anda adalah memutuskan. Itu penyakit mau dihilangkan atau tidak. Karena pada akhirnya keputusan untuk mengikis gangguan jiwa tersebut sepenuhnya ada di tangan Anda. Dan memang itu modal utamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun