Mohon tunggu...
Darul Azis
Darul Azis Mohon Tunggu... Administrasi - Wirausahawan

Wirausahawan yang terkadang menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan Ibarat Air, Karena Itu Harus Diatur dari Hulu ke Hilir

28 Mei 2016   05:46 Diperbarui: 29 Mei 2016   14:42 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kekompakan dan Keterkaitan Pemerintah Pusat dan Daerah/Ilustrasi rovicky.wordpress.com

Kita memang butuh hiburan. Tapi bukan hiburan yang membodohkan.

Dan televisi memang menyediakan hiburan. Namun jika belum mampu menyajikan tayangan yang mencerdaskan, ya jangan menyajikan tayangan yang membodohkan lah. Terlebih lagi jika ditayangkan pada prime time.

Ketahuilah, rakyat Indonesia sedang merindukan tayangan kesadaran dari dunia pertelevisian. Juga ketegasan dari pemerintah selaku pengawas penyiaran. (Maaf jika untuk bagian yang ini terkesan sangat emosional. Penulis memang tergolong orang yang tidak pernah bisa menyembunyikan perasaannya. Terlebih ketika menulis.)

 

Sebab Masyarakat Sekarang Juga Sudah Berjuang Dengan Caranya Sendiri, Yakni Dengan Mengoptimalkan Kemajuan Teknologi Informasi.

Gadget untuk pendidikan/Ilustrasi mediapencerah.com
Gadget untuk pendidikan/Ilustrasi mediapencerah.com

Sudah bukan zamannya lagi mengeluhkan dampak buruk gadget terhadap pendidikan anak. Namun sebaliknya, kita harus mengoptimalkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media penunjang pembelajaran dan pendidikan. Baik bagi anak-anak, siswa, atau bahkan anaknya tetangga.

Juga Buat Para Output Pendidikan, Ayo dong Kembali Ke Dunia Pendidikan. Bagikanlah Berkah yang Kalian Dapat Dari Pendidikan!

Kembali ke pendidikan/ ilustrasi donnaimelda.com
Kembali ke pendidikan/ ilustrasi donnaimelda.com

Beberapa faktor yang telah saya sebutkan di atas, tak akan lengkap rasanya jika saya tidak menyebutkan produk-produk pendidikan. Selama ini, yang acapkali menjadi orientasi para produk pendidikan kita (sarjana, dll) adalah diri mereka sendiri. Kuliah di universitas negara dengan bantuan beasiswa, lulus, kerja di perusahaan besar, menyamankan hidup, sudah. Sangat sedikit di antara mereka yang kemudian mau terjun atau melibatkan diri ke dunia pendidikan sebagai bentuk imbal jasa atas apa yang telah mereka dapatkan dari pendidikan. Justru yang banyak kita lihat sekarang adalah orang-orang yang tersisih dari pendidikanlah yang kemudian tergerak untuk menghidupkan pendidikan. Ini kan kebalik namanya.

 

Ayo dong Kak, berpendidikan masa' gitu?

Jogja-Blitar 28 Mei 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun