2. Mengagumi Penulisnya.
Masih dalam ranah pengalaman pribadi saya, cara efektif untuk dapat melahap habis bacaan adalah dengan mengagumi penulisnya terlebih dahulu.
Bagaimana caranya, kan belum kenal?
Pertama-tama kan sudah dengan membodohkan diri, sebagaimana saya sebutkan di muka. Kalau itu sudah dilakukan dengan baik, maka yang terjadi kemudian adalah kita akan merasa kagum dengan penulisnya (biasanya, orang yang [merasa] bodoh akan gampang kagum terhadap orang-orang cerdas).
Apa yang bisa kita kagumi dari mereka?
Sederhana saja, misalnya, orang tersebut telah berhasil menulis sesuatu untuk kita baca. Orang tersebut tidak malas menulis seperti kita. Orang tersebut, barangkali, memiliki semangat berbagi ilmu yang begitu besar melalui tulisan-tulisannya.
Atau bisa juga dengan cara lain, yakni baca terlebih dahulu biografinya. Dalam setiap tulisan atau buku, biasanya akan dicantumkan pula segudang prestasi yang pernah diraih sang penulis, atau identitas singkat yang menerangkan “siapa sang penulis sebenarnya”.
Setelah membaca biografinya itu, meski kita tidak mengenal secara langsung, bukan tidak mungkin kita akan langsung terkagum-kagum dengannya, dan tertarik untuk mengenal lebih jauh sosoknya-–melalui tulisan-tulisannya tentu. Ini sangat manjur dalam sejarah pembacaan saya.
Membaca tulisan-tulisan orang yang kita kagumi menjadi sangat menarik perhatian kita untuk dapat membacanya dengan tuntas, dibanding dengan tidak sama sekali berusaha mengenali atau pun mengagumi penulisnya.
3. Mengenali Minat
Tak ada yang lebih menyenangkan dari aktivitas membaca selain membaca apa yang sangat menarik bagi diri kita. Orang yang tak berminat membaca cerita, jangan Anda suguhi novel best seller setebal lima ratus halaman karangan novelis terkenal seantero nusantara yang sudah menerima penghargaan berkali-kali, kecuali kalau Anda mau melihatnya melempar novel itu ke tong sampah yang sudah penuh sampah.