Pernahkah kamu bermain puzzle? Atau mencoba menemukan jalan terpendek untuk pergi ke sekolah? Tanpa kamu sadari, saat itu kamu sedang menggunakan kemampuan yang disebut Computational Thinking atau Berpikir Komputasional.
Apa itu Computational Thinking? Bayangkan kamu ingin membuat kue. Kamu punya resep, tapi kamu harus mengikuti langkah-langkahnya dengan benar, kan? Nah, Computational Thinking itu seperti membuat resep, tapi bukan untuk kue, melainkan untuk menyelesaikan masalah.
Computational Thinking adalah cara berpikir yang kita gunakan untuk memecahkan masalah menjadi bagian-bagian kecil, lalu menyusunnya kembali menjadi solusi yang logis dan efektif. Ini seperti merakit puzzle, di mana kita harus mencari potongan-potongan yang tepat dan menyusunnya dengan urutan yang benar agar gambarnya lengkap. Jadi, apa sebenarnya Computational Thinking itu? Sederhananya, Computational Thinking adalah cara kita memecahkan masalah dengan menggunakan logika dan langkah-langkah yang sistematis, seperti yang dilakukan oleh komputer.
Mengapa kita perlu belajar Computational Thinking? Di era digital seperti sekarang, kemampuan ini sangat penting. Bayangkan seperti ini, jika kamu ingin membuat sebuah kue, kamu pasti akan mengikuti resep dengan langkah-langkah yang jelas, bukan? Nah, Computational Thinking juga seperti itu, kita akan memecah masalah menjadi bagian-bagian kecil, mencari pola, dan membuat langkah-langkah yang jelas untuk menyelesaikannya.
Ada beberapa dasar Computational Thinking, salah satunya mengenai dekomposisi atau memecah masalah menjadi bagian-bagian kecil. Pernahkah kamu mencoba merakit mainan? Kamu pasti akan melihat petunjuk yang menunjukkan langkah-langkah untuk merakit mainan tersebut, bukan? Nah, itu adalah contoh dekomposisi. Kita memecah masalah besar (merakit mainan) menjadi bagian-bagian kecil (merakit setiap bagian).
Selain dekomposisi, dasar yang lain adalah tentang pengenalan pola atau menemukan kemiripan. Perhatikan pola pada lantai keramik di rumahmu. Atau coba perhatikan pola pada daun-daun pohon. Kita sering menemukan pola dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Computational Thinking, kita dilatih untuk mengenali pola-pola ini untuk membantu kita menyelesaikan masalah.
Ada pula tentang abstraksi, yaitu mengambil inti masalah. Saat kamu membaca sebuah peta, kamu tidak melihat setiap rumah atau pohon. Peta hanya menunjukkan hal-hal yang penting, seperti jalan, sungai, dan kota. Ini adalah contoh abstraksi. Kita mengambil inti dari suatu masalah dan mengabaikan detail yang tidak relevan.
Yang tak kalah penting adalah algoritma. Ini mengajarkan tentang langkah-langkah penyelesaian masalah. Resep masakan adalah contoh yang bagus untuk algoritma. Resep memberikan langkah-langkah yang harus diikuti secara berurutan untuk membuat makanan. Dalam Computational Thinking, algoritma adalah urutan langkah-langkah yang jelas untuk menyelesaikan suatu masalah.
Computational Thinking dapat diterapkan dalam dunia pendidikan. Banyak sekolah sekarang mulai mengajarkan Computational Thinking. Dengan belajar membuat program sederhana, siswa dilatih untuk berpikir logis, kreatif, dan sistematis. Kenapa Computational Thinking Penting di Sekolah? Karena Computational Thinking mampu mengajarkan siswa agar bisa berpikir Logis. Contoh, ketika kita mau menyeberang jalan, kita harus berpikir logis "Kapan lampu hijau menyala? Apakah ada kendaraan yang lewat?" Dalam membuat program, kita harus memberikan perintah yang logis agar komputer bisa menjalankan tugasnya.
Selain bisa bepikir logis, siswa juga bisa berpikir kreatif dan dan berpikir sistematis. Misal, saat membuat mainan dari kardus, kita harus berpikir kreatif untuk mengubah kardus menjadi bentuk yang menarik. Dalam pemrograman, Â siswa bisa membuat program yang unik dan inovatif dengan cara menggabungkan berbagai perintah.
Berpikir sistematis. Misal, saat merangkai lego, kita harus mengikuti instruksi dengan urutan yang benar. Sedangkan jika kita implementasikan dalam pemrogragan, Kita harus mengatur langkah-langkah dalam program agar berjalan dengan baik dan tidak ada kesalahan.
Pertanyaannya kemudian, bagaimana caranya belajar Computational Thinking dalam dunia pendidikan? Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan belajar membuat program sederhana. Saat membuat program, kita akan dilatih untuk memecahkan masalah, merancang solusi, menulis kode, menguji, dan memperbaiki. Â
Kita harus mengidentifikasi masalah yang ingin kita selesaikan dengan program. Kita harus memikirkan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kita harus menuliskan instruksi-instruksi yang akan dijalankan oleh komputer. Kita harus menjalankan program untuk melihat apakah hasilnya sudah sesuai dengan yang kita inginkan. Jika belum, kita harus memperbaiki kode programnya.
Mengapa Membuat Program Sederhana Penting? Kita bisa memakai metode belajar sambil bermain disini. Membuat program itu seperti bermain game, tapi kita yang membuat aturannya. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Setiap kali kita membuat program, kita akan dihadapkan pada masalah-masalah baru yang harus kita pecahkan. Mempersiapkan diri untuk masa depan. Kemampuan pemrograman sangat dibutuhkan di dunia kerja saat ini.
Seperti apa program yang sederhana itu? Misalnya, kita ingin membuat program sederhana yang menampilkan kata "Halo, Dunia!". Untuk membuat program ini, kita perlu menuliskan instruksi seperti, tampilkan kata "Halo," di layer atau tampilkan kata "Dunia!" di layar.
Computational Thinking adalah keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki di era digital ini. Dengan belajar membuat program sederhana, kita bisa melatih kemampuan berpikir logis, kreatif, dan sistematis kita. Jadi, jangan ragu untuk mencoba membuat program sederhana ya!
Bagaimana dalam dunia kerja? Ketrampilan Computational Thinking sangat dibutuhkan di berbagai bidang, seperti ilmu data, pengembangan perangkat lunak, dan bahkan bisnis.
Dalam bidang ilmu data, seorang ilmuwan data menggunakan Computational Thinking untuk menganalisis data yang sangat besar. Misalnya, ketika sebuah perusahaan ingin mengetahui preferensi konsumen, ilmuwan data akan memecah data menjadi bagian-bagian kecil, mencari pola di dalamnya, dan menarik kesimpulan.
Di bidang analogi seperti apa? Ini seperti seorang detektif yang mencari petunjuk dalam sebuah kasus. Detektif akan mengumpulkan semua bukti, menganalisisnya, dan menyusunnya menjadi sebuah cerita yang masuk akal. Juga seperti seorang arsitek yang merancang sebuah bangunan. Arsitek harus memikirkan struktur bangunan, tata letak ruangan, dan bahan yang akan digunakan.
Di dunia pengembangan perangkat lunak bagaimana? Seorang programmer menggunakan Computational Thinking untuk membuat aplikasi atau software. Mereka harus memecahkan masalah, merancang solusi, dan menulis kode program.
Sedangkan di dunia bisnis, seorang pengusaha menggunakan Computational Thinking untuk membuat keputusan bisnis yang strategis. Mereka harus menganalisis data pasar, mengidentifikasi peluang bisnis, dan membuat rencana bisnis.
Mengapa Computational Thinking Penting di Dunia Kerja? Karena dengan menggunakan hal tersebut, kita bisa memecahkan masalah yang komplek. Di dunia kerja, kita seringkali dihadapkan pada masalah yang tidak mudah dipecahkan. Computational Thinking membantu kita untuk memecah masalah besar menjadi masalah-masalah kecil yang lebih mudah dikelola.
Dengan menggunakan Computational Thinking, kita bisa menganalisis data dan informasi dengan lebih baik sehingga kita bisa mengambil keputusan yang lebih tepat. Computational Thinking membantu kita untuk menemukan cara yang lebih efisien untuk menyelesaikan tugas. Dunia kerja terus berubah dengan cepat. Dengan memiliki keterampilan Computational Thinking, kita bisa lebih mudah beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Computational Thinking adalah keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki, tidak hanya untuk siswa, tetapi juga untuk siapa saja yang ingin sukses dalam karirnya. Dengan menguasai keterampilan ini, kita bisa menjadi pemecah masalah yang handal, pengambil keputusan yang cerdas, dan inovator yang sukses.
Ada contoh penerapan yang nyata? Ada, misalnya di Aplikasi Gojek. Aplikasi ini menggunakan algoritma yang kompleks untuk mencocokkan penumpang dengan pengemudi terdekat. Contoh lain adalah Google Maps. Aplikasi ini menggunakan algoritma untuk menemukan rute tercepat dari satu tempat ke tempat lain.
Computational Thinking di Masa Depan seperti apa? Computational Thinking adalah salah satu keterampilan yang sangat penting di abad ke-21. Selain berpikir logis, keterampilan ini juga melatih kita untuk menjadi lebih kreatif dan kolaboratif. Dengan semakin berkembangnya teknologi, kemampuan Computational Thinking akan semakin dibutuhkan. Kecerdasan buatan, internet of things, dan big data adalah beberapa contoh teknologi yang memanfaatkan Computational Thinking.
Mulai sekarang, ajarkan anak-anak kita untuk berpikir komputasional. Dengan kemampuan ini, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan. Ajak mereka untuk bermain game edukasi, membuat program sederhana, atau mengikuti kegiatan coding. Ingat, Computational Thinking bukan hanya untuk para programmer, tetapi untuk semua orang.
Computational Thinking adalah keterampilan yang sangat penting di era digital. Dengan memahami konsep-konsep dasar Computational Thinking, kita dapat memecahkan masalah dengan lebih efektif dan efisien. Mari kita mulai menanamkan benih Computational Thinking sejak dini, agar generasi muda kita dapat menjadi inovator masa depan.
Pertanyaannya, apa yang dapat kita lakukan sebagai orang tua atau pendidik untuk menumbuhkan kemampuan Computational Thinking pada anak-anak?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H