Berpikir sistematis. Misal, saat merangkai lego, kita harus mengikuti instruksi dengan urutan yang benar. Sedangkan jika kita implementasikan dalam pemrogragan, Kita harus mengatur langkah-langkah dalam program agar berjalan dengan baik dan tidak ada kesalahan.
Pertanyaannya kemudian, bagaimana caranya belajar Computational Thinking dalam dunia pendidikan? Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan belajar membuat program sederhana. Saat membuat program, kita akan dilatih untuk memecahkan masalah, merancang solusi, menulis kode, menguji, dan memperbaiki. Â
Kita harus mengidentifikasi masalah yang ingin kita selesaikan dengan program. Kita harus memikirkan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kita harus menuliskan instruksi-instruksi yang akan dijalankan oleh komputer. Kita harus menjalankan program untuk melihat apakah hasilnya sudah sesuai dengan yang kita inginkan. Jika belum, kita harus memperbaiki kode programnya.
Mengapa Membuat Program Sederhana Penting? Kita bisa memakai metode belajar sambil bermain disini. Membuat program itu seperti bermain game, tapi kita yang membuat aturannya. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Setiap kali kita membuat program, kita akan dihadapkan pada masalah-masalah baru yang harus kita pecahkan. Mempersiapkan diri untuk masa depan. Kemampuan pemrograman sangat dibutuhkan di dunia kerja saat ini.
Seperti apa program yang sederhana itu? Misalnya, kita ingin membuat program sederhana yang menampilkan kata "Halo, Dunia!". Untuk membuat program ini, kita perlu menuliskan instruksi seperti, tampilkan kata "Halo," di layer atau tampilkan kata "Dunia!" di layar.
Computational Thinking adalah keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki di era digital ini. Dengan belajar membuat program sederhana, kita bisa melatih kemampuan berpikir logis, kreatif, dan sistematis kita. Jadi, jangan ragu untuk mencoba membuat program sederhana ya!
Bagaimana dalam dunia kerja? Ketrampilan Computational Thinking sangat dibutuhkan di berbagai bidang, seperti ilmu data, pengembangan perangkat lunak, dan bahkan bisnis.
Dalam bidang ilmu data, seorang ilmuwan data menggunakan Computational Thinking untuk menganalisis data yang sangat besar. Misalnya, ketika sebuah perusahaan ingin mengetahui preferensi konsumen, ilmuwan data akan memecah data menjadi bagian-bagian kecil, mencari pola di dalamnya, dan menarik kesimpulan.
Di bidang analogi seperti apa? Ini seperti seorang detektif yang mencari petunjuk dalam sebuah kasus. Detektif akan mengumpulkan semua bukti, menganalisisnya, dan menyusunnya menjadi sebuah cerita yang masuk akal. Juga seperti seorang arsitek yang merancang sebuah bangunan. Arsitek harus memikirkan struktur bangunan, tata letak ruangan, dan bahan yang akan digunakan.
Di dunia pengembangan perangkat lunak bagaimana? Seorang programmer menggunakan Computational Thinking untuk membuat aplikasi atau software. Mereka harus memecahkan masalah, merancang solusi, dan menulis kode program.
Sedangkan di dunia bisnis, seorang pengusaha menggunakan Computational Thinking untuk membuat keputusan bisnis yang strategis. Mereka harus menganalisis data pasar, mengidentifikasi peluang bisnis, dan membuat rencana bisnis.