Mohon tunggu...
A Darto Iwan S
A Darto Iwan S Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis bukan karena tahu banyak, tapi ingin tahu lebih banyak. (Darto, 22 Oktober 2024)

Menulis sebagai salah satu cara untuk healing :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

AI, Coding, dan Kurilukum Deep Learning, Korelasi?

14 November 2024   12:23 Diperbarui: 14 November 2024   12:34 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurikulum Deep Learning? Apa lagi ini?. Kurikulum Deep Learning merupakan sebuah konsep pembelajaran yang sedang digagas sebagai alternatif atau pengembangan dari Kurikulum Merdeka. Inti dari kurikulum ini adalah mendorong siswa untuk belajar secara lebih mendalam dan aktif. Konsep "deep learning" sendiri mengacu pada pemahaman yang menyeluruh terhadap suatu materi, di mana siswa tidak hanya menghafal, tetapi juga memahami konsep, menghubungkannya dengan kehidupan nyata, dan mampu menerapkannya dalam berbagai situasi.

Kurikulum Deep Learning menekankan pada pembelajaran yang penuh kesadaran, di mana siswa belajar dengan fokus dan penuh perhatian. Materi pembelajaran dirancang agar relevan dan bermakna bagi kehidupan siswa.Pembelajaran dibuat menyenangkan dan menarik sehingga siswa merasa termotivasi untuk belajar. Ide yang asik kan? Siswa didorong untuk aktif dalam proses pembelajaran, seperti melakukan eksperimen, diskusi, dan proyek.  Masalah nyata dijadikan sebagai titik awal pembelajaran, sehingga siswa belajar sambil mencari solusi. Siswa belajar bersama dalam kelompok untuk saling berbagi pengetahuan dan membangun pemahaman bersama.

Apa itu AI (Kecerdasan Buatan)? Bayangkan kamu memiliki robot pintar. Robot ini bisa melakukan banyak hal yang biasanya dilakukan oleh manusia, seperti berpikir, belajar, dan bahkan membuat keputusan sendiri. Nah, kemampuan robot untuk berpikir dan bertindak seperti manusia inilah yang disebut dengan Kecerdasan Buatan atau AI.

Contoh sederhana AI, seperti Siri atau Google Assistant. Mereka bisa mengerti perintah suara kita dan melakukan tugas-tugas sederhana, seperti mencari informasi di internet atau mengatur alarm. Mobil tanpa pengemudi, mobil ini bisa mengemudi sendiri tanpa perlu dikendalikan oleh manusia. Mobil ini menggunakan sensor dan AI untuk mengenali jalan, lalu lintas, dan rintangan. Saat kamu berbelanja online, seringkali muncul rekomendasi produk yang mungkin kamu suka. Ini adalah hasil kerja AI yang menganalisis riwayat pembelianmu. Keren kan?

Apa itu Coding? Coding adalah seperti memberikan instruksi kepada komputer. Kita menuliskan instruksi tersebut dalam bahasa yang bisa dimengerti oleh komputer, yang disebut dengan bahasa pemrograman. Instruksi ini bisa berupa perintah untuk menampilkan gambar, menghitung angka, atau menjalankan program tertentu.

Contoh sederhana Coding, resep kue adalah seperti kode. Setiap langkah dalam resep adalah instruksi yang harus diikuti agar menghasilkan kue yang enak, atau, untuk membuat game, kita perlu menuliskan kode yang mengatur bagaimana karakter dalam game bergerak, bagaimana pemain berinteraksi dengan game, dan sebagainya.

AI dan Coding sangat berhubungan erat. Untuk membuat sebuah program AI, kita perlu menuliskan kode yang sangat kompleks. Kode ini akan membuat komputer mampu belajar dari data, mengenali pola, dan membuat keputusan sendiri.

Terus, apa hubungannya Kurikulum Deep Learning, AI (Kecerdasan Buatan), dan Coding? Ketiganya memiliki korelasi yang sangat erat dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ketiga elemen ini saling melengkapi dan mendukung satu sama lain untuk menciptakan generasi yang lebih siap menghadapi era digital.

Kurikulum Deep Learning menekankan pada pemahaman konsep yang mendalam. Hal ini sangat penting untuk mempelajari AI dan Coding, yang membutuhkan pemahaman yang kuat tentang logika, algoritma, dan data, disamping itu, Kurikulum Deep Learning mengembangkan keterampilan seperti berpikir kritis, kreatif, dan pemecahan masalah, yang merupakan keterampilan inti dalam bidang AI dan Coding. Terasa mantap, ya. Pendekatan pembelajaran yang aktif dalam Kurikulum Deep Learning sangat cocok untuk mempelajari AI dan Coding, yang lebih efektif melalui praktik langsung dan eksperimen.

Mata pelajaran AI dan Coding memberikan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan konsep yang dipelajari dalam Kurikulum Deep Learning. Misalnya, siswa dapat membuat program sederhana menggunakan konsep algoritma yang telah dipelajari. Pembelajaran AI dan Coding dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena dianggap relevan dengan dunia nyata dan memiliki potensi untuk mengembangkan proyek-proyek kreatif. Belajar makin asik, kan?

AI dan Coding merupakan keterampilan yang sangat dibutuhkan di masa depan. Dengan mempelajari mata pelajaran ini sejak dini, siswa akan lebih siap untuk menghadapi dunia kerja yang semakin digital. Dengan menguasai AI dan Coding, siswa dapat berkontribusi dalam pengembangan teknologi baru di Indonesia. Pembelajaran AI dan Coding dapat mendorong siswa untuk berpikir inovatif dan menciptakan solusi untuk berbagai masalah. Indonesia akan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan siap bersaing di tingkat global.

Kurikulum Deep Learning, AI, dan Coding merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih relevan dan berorientasi pada masa depan. Ketiga elemen ini saling mendukung dan memperkuat satu sama lain, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan yang luas, tetapi juga memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di era digital.

Kurikulum Deep Learning menawarkan pendekatan pembelajaran yang lebih mendalam dan bermakna, namun implementasinya di Indonesia menghadapi beberapa tantangan, antara lain, kesiapan SDM, Infrastruktur, kurikulum, tool evaluasi, biaya, dan peran serta orang tua / masyarakat.

Guru perlu beradaptasi dengan gaya mengajar yang lebih aktif dan berpusat pada siswa, berbeda dengan model pembelajaran tradisional yang lebih berorientasi pada guru. Banyak guru belum memiliki pelatihan yang cukup untuk menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Deep Learning. Beberapa guru mungkin merasa kurang percaya diri dalam menerapkan metode pembelajaran baru ini. Ini harus segera dihilangkan, betul ?

Tidak semua sekolah di Indonesia memiliki akses yang sama terhadap teknologi seperti komputer, internet, dan perangkat pembelajaran lainnya yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran berbasis teknologi. Kurangnya ketersediaan bahan ajar yang berkualitas dan relevan dengan Kurikulum Deep Learning menjadi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran. Fasilitas laboratorium yang memadai untuk melakukan eksperimen dan kegiatan praktikum sangat penting dalam pembelajaran berbasis penemuan, namun tidak semua sekolah memilikinya.

Kurangnya standarisasi dalam pengembangan kurikulum dan penilaian dapat menyebabkan perbedaan implementasi di setiap sekolah.Dibutuhkan pengembangan instrumen penilaian yang dapat mengukur kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan pemecahan masalah siswa secara efektif. Kurikulum Deep Learning menuntut fleksibilitas yang tinggi, namun sistem pendidikan yang cenderung rigid dapat menjadi kendala.

Tidak semua orang tua dan masyarakat memahami konsep Kurikulum Deep Learning dan pentingnya pembelajaran yang mendalam. Setuju ?Terdapat ekspektasi yang tinggi dari orang tua terhadap hasil belajar anak, sehingga mereka mungkin lebih menyukai metode pembelajaran tradisional. Kurangnya dukungan dari orang tua dan masyarakat dapat menghambat keberhasilan implementasi Kurikulum Deep Learning.

Melatih guru dalam jumlah besar membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Memperbaiki infrastruktur sekolah dan menyediakan peralatan yang dibutuhkan juga memerlukan biaya yang besar. Pengembangan bahan ajar yang berkualitas membutuhkan biaya yang cukup signifikan.

Bagaimana upaya untuk mengatasi tantangan tersebut ? Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain, memberikan pelatihan yang berkelanjutan kepada guru untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam menerapkan Kurikulum Deep Learning. Guru perlu diberikan pelatihan yang memadai untuk dapat mengajar mata pelajaran AI dan Coding. Sekolah perlu dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, seperti komputer dan internet, untuk mendukung pembelajaran AI dan Coding. Kurikulum AI dan Coding perlu diintegrasikan dengan mata pelajaran lain, sehingga siswa dapat melihat keterkaitan antara berbagai bidang ilmu. Perlu dikembangkan bahan ajar yang berkualitas dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

Bisa pula dengan mengembangkan bahan ajar yang berkualitas, relevan, dan mudah diakses oleh guru dan siswa. Selain itu dengan meningkatkan akses terhadap teknologi dan fasilitas pembelajaran di sekolah-sekolah. Melakukan sosialisasi kepada orang tua dan masyarakat tentang pentingnya Kurikulum Deep Learning dan manfaatnya bagi siswa dan membangun kerjasama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, lembaga pendidikan, dan swasta, untuk mendukung implementasi Kurikulum Deep Learning.

Implementasi Kurikulum Deep Learning di Indonesia memang menghadapi berbagai tantangan. Namun, dengan komitmen dan kerja sama dari semua pihak, tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi. Kurikulum Deep Learning memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi masa depan yang semakin kompleks.

Dengan implementasi yang tepat, Kurikulum Deep Learning, AI, dan Coding dapat menjadi fondasi yang kuat untuk membangun generasi emas Indonesia yang inovatif dan kompetitif di kancah global. Semangat !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun