2. Keandalan (Reliability): Seberapa baik perangkat lunak dapat beroperasi tanpa kesalahan? Kode yang baik harus meminimalkan bug dan kesalahan runtime, serta mampu menangani situasi yang tidak terduga.
3. Kegunaan (Usability): Seberapa mudah pengguna berinteraksi dengan perangkat lunak? Kode yang baik mendukung antarmuka pengguna yang intuitif dan responsif.
4. Efisiensi (Performance Efficiency): Mengukur penggunaan sumber daya seperti CPU dan memori. Kode yang efisien akan mengoptimalkan penggunaan sumber daya, meningkatkan performa aplikasi.
5. Keamanan (Security): Seberapa baik kode melindungi data dan sistem dari ancaman? Kode harus ditulis dengan praktik keamanan terbaik untuk mencegah kerentanan.
6. Maintainability: Seberapa mudah kode dapat diperbaiki atau dimodifikasi? Kode yang terstruktur dengan baik dan terdokumentasi memudahkan pemeliharaan.
7. Portabilitas (Portability): Apakah perangkat lunak dapat dijalankan di berbagai lingkungan tanpa modifikasi besar? Kode yang portabel menawarkan fleksibilitas lebih dalam penerapan.
Pengujian keberlanjutan dalam konteks pengembangan perangkat lunak adalah proses untuk memastikan bahwa perangkat lunak tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini tetapi juga dapat beradaptasi dan bertahan dalam jangka panjang. Beberapa pendekatan dalam pengujian keberlanjutan meliputi:
1. Pengujian Fungsional: Memastikan semua fitur bekerja sesuai harapan, mencakup pengujian unit, integrasi, dan sistem untuk memverifikasi fungsi aplikasi.
2. Pengujian Keandalan: Melakukan stres test untuk menilai seberapa baik aplikasi dapat menangani beban tinggi tanpa kegagalan.
3. Pengujian Keamanan: Menggunakan alat seperti pemindai kerentanan untuk mengidentifikasi potensi masalah keamanan dalam kode.
4. Pengujian Performa: Mengukur waktu respons dan penggunaan sumber daya untuk memastikan efisiensi aplikasi di berbagai kondisi.