Mohon tunggu...
Darsono
Darsono Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK Negeri 6 Surakarta

Guru SMK Negeri 6 Surakarta sejak Th. 1998 bidang mengajar Multimedia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jurnal 19 - Pemimpin Pengelolaan Sumber Daya

17 Mei 2022   10:55 Diperbarui: 17 Mei 2022   11:03 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jawab : Ibarat sekolah adalah ladang pasti menginginkan ladang/sawahnya menjadi subur, makmur, panen raya, ada perubahan dari tahun ke tahun seperti itulah keinginan warga sekolah. Apalagi jika kondisi lingkungan sekolah tidak ideal tidak sesuai dengan harapan. Perubahan akan terjadi secara maksimal jika dilakukan oleh seluruh unsur yang ada dalam sekolah dan seluruh unsur yang ada di sekolah merupakan asset dimiliki. Setiap warga sekolah memiliki tanggung jawab yang sama untuk memajukan sekolah, menjaga hubungan harmonis, dan memajukan kesuksesan suatu program yang akan dan sedang dilakukan. Guru harus menjaga hubungan harmonis dengan guru lain, dengan kepala sekolah, dengan tenaga kependidikan, dengan seluruh stakeholder yang terlibat terutama menjaga keharmonisan dengan muridnya dan begitu pun sebaliknya. Proses tersebut merupakan proses yang terjadi untuk menciptakan kerhamonisan dan konduktifitas lingkungan sekolah dengan memanpaatkan asset yang ada di sekolah.

Bagaimanakah selama ini kita mengelola sumber daya? Apakah sudah menggunakan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset?

Jawab : Dalam mengelola sumber daya yang dimiliki selama ini lebih cenderung dan lebih sering berfokus pada kekurangan, problematika dan keinginan sangat jarang melihat dari sisi kekuatan yang dimiliki. Dalam menghadapi masalah pun di sekolah lebih mengacu terhadap masalah utama tidak membayangkan bagaimana masa depan nantinya. Ketika menghadapi suatu problematika pertanyaan yang muncul biasanya "ada masalah apa? Pertanyaan yang mengarah terhadap pencarian kekurangan dan kesalahan. Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah "terus bagaimana cara menyelesaikannya?". Pertanyaan yang menciptakan kondisi pasif dan hanya menerima tanpa berusaha terlebih dahulu mengerahkan segala kekuatan untuk menyelesaikannya dan memaksimalkan segala potensi yang dimiliki, yang menjadikan lingkungan aktif responsive. Sehingga harus ada usaha mengubah paradigma yang berkembang di lingkungan tatkala menghadapi problematika dengan mengubah pertanyaan awal. Pertanyaan yang dapat membangkitkan kekuatan, melejitkan potensi dan memunculkan kreativitas seperti "apa yang telah berhasil dilakukan?" dan "bagaimana mengupayakan lebih banyak hasil lagi?".

Bahkan kita pun sering disibukkan dengan mencari bala bantuan dan pendukung ketika kita dihadapkan dengan suatu kondisi yang tidak enak atau terpojok. Sangat jarang berusaha untuk mencoba menggali potensi dan kekuatan sendiri yang dimiliki untuk menghadapi kondisi yang tidak nyaman. Berusaha mandiri untuk memaksimalkan kekuatan yang dimiliki untuk merubah keterpojokan dan ketidaknyaman menjadi situasi yang aman, damai, nyaman dan kondusif. Jadi selama ini yang kita lakukan belum mengarah terhadap melakukan sebuah upaya dengan menggunakan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset.

Jika belum, bagaimana caranya kita mengelola dengan Pendekatan Pengembangan Sekolah Berbasis Aset?

Jawab : Sebagai pemimpin pembelajaran harus belajar berupaya untuk menggunakan pendekatan sekolah berbasis asset. Begitu pun seluruh elemen yang terdapat di sekolah harus melakukan Pendekatan Pengembangan Sekolah Berbasis Aset untuk mengelola sumber daya yang dimiliki dengan cara :

Fokus pada aset dan kekuatan

Membayangkan masa depan

Berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut.

Mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan

Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun