Lari dari masalah memang merupakan solusi sementara yang terlihat baik untuk jangka dekat, namun untuk kedepannya.
Hal ini berbahaya karena masalah akan menumpuk hingga ke titik sudah tidak bisa dicari solusinya lagi. Maka dari itu, perlu adanya komunikasi yang baik antar anggota OSIS.
Solusi berikutnya, setelah dikomunikasikan maka perlu ada kompromi antarpengurus OSIS.Â
Pengamalan nilai pada compassion tidak perlu melalui hal-hal besar yang spektakuler, melainkan cukup pada hal-hal sederhana semudah membantu teman yang kesulitan. Hal yang sama juga bisa diterapkan dalam konsep berorganisasi di OSIS ini.Â
Dalam pembagian tugas, apabila salah satu anggota OSIS yang bermasalah dalam akademis ini tidak dapat mengerjakan bagiannya di OSIS, maka sebagai sesama pengurus OSIS dapat berinisiatif untuk membantu mengerjakan sebagian tugas dari OSIS tersebut.Â
Namun, agar masih adil, maka OSIS yang akademiknya bermasalah juga perlu membantu dengan bentuk lain, seperti misalnya mengerjakan bagiannya secara maksimal apabila memang tidak berhalangan.
Atau, mungkin saja membantu pengurus lain apabila pengurus lain tersebut berhalangan atau mengalami kesulitan dalam mengerjakan bagiannya.
Solusi tadi merupakan solusi eksternal, yaitu solusi dari lingkungan anak yang akademiknya bermasalah tersebut.Â
Akan tetapi, kita tidak bisa terus berharap pada orang lain untuk membantu mengerjakan pekerjaan kita, karena itu merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab. Maka dari itu, perlu adanya tindakan represif dari diri OSIS sendiri.Â
Tindakan represif merupakan tindakan yang menjadi solusi/penyelesaian dari masalah yang sudah ada. Bentuk tindakan represif yang paling mudah dilakukan adalah mengurangi procrastinating dalam melakukan pekerjaan.Â