Mohon tunggu...
Daro Eko Wahab
Daro Eko Wahab Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuluh Kehutanan Pada Dinas Kehutanan Provinsi Lampung

Berbagi Informasi Seputar Lingkungan, Hutan, Dinamika Sosial dan Opo Wae...

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menggairahkan Kelompok Tani Hutan

29 September 2021   23:01 Diperbarui: 30 September 2021   20:36 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Berfoto bersama KTH setelah diskusi (doc. Pribadi)

2.  Faktor eksternal 

      a.  Tidak adanya dukungan dari pihak-pihak pemangku kepentingan. Misalnya pembinaan dari instansi kehutanan atau yang lain.

      b.  Adanya tekanan atau hal-hal yang merusak organisasi Kelompok Tani Hutan.

Hal- hal tersebut di atas yang dapat menyebabkan Kelompok Tani Hutan terancam lesu bahkan bubar.  Pengurus akan merasa untuk apa lagi berorganisasi, dan bahkan merasa bahwa KTH itu tidak ada gunanya bagi mereka. 

Menghadapi kondisi kelompok tani hutan yang lesu, seorang penyuluh kehutanan atau pendamping mesti segera melakukan identifikasi kondisi dengan mencari penyebabnya.  Selanjutnya diadakan perbaikan berdasarkan kondisi penyebabnya.

Bila penyebab kelesuan organisasi KTH adalah kondisi pengurus yang tidak bisa menjalankan organisasi maka perlu dilakukan reorganisasi.  Bila penyebabnya adalah kapasitas SDM yang rendah dapat dilakukan peningkatan kapasitas.  Namun bila ditemukan penyebabnya adalah faktor lain seperti insentif pengurus maka perlu segera ditindaklanjuti dengan upaya perbaikan pengelolaan keuangan KTH.

Keuangan KTH seringkali tidak dikelola dengan baik, lebih-lebih belum disusun Aturan Kelompok yang berupa anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.  Bila KTH tergabung dalam Gapoktan maka Kondisinya akan lebih kompleks.

Suatu KTH perlu melakukan berbagai kegiatan agar menarik bagi pengurus maupun anggota.  Kegiatan itu antara lain kegiatan usaha kelompok (KUPS), atau kegiatan peningkatan kapasitas.  Kegiatan usaha kelompok memang suatu hal yang sulit, disamping karena perlu jiwa bisnis, diperlukan juga modal usaha dan kepercayaan anggota.  Lebih-lebih dalam situasi pandemi.

Adanya usaha kelompok yang berjalan baik akan menarik dan pengurus akan termotivasi untuk melakukan berbagai terobosan yang berguna untuk Kemajuan KTH.  Usaha kelompok ini dapat berbentuk pengolahan hasil hutan, penjualan hasil hutan, jasa usaha pengolahan hasil hutan, simpan pinjam, pembibitan dan lain-lain.

Pengurus dan anggota yang memiliki semangat berorganisasi  akan mampu memberikan dorongan untuk mengelola organisasi KTH sehingga kesejahteraan anggota sebagai tujuan dibentuknya KTH, akan lebih cepat terwujud.  Kemandirian dan kemajuan KTH akan segera dirasakan. Perhutanan sosial dan pengelolaan hutan berbasis masyarakat akan terwujud.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun