Guna memastikan pelayanan pendidikan yang berkualitas, Pemerintah Aceh melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi guru di seluruh Aceh. Pelatihan yang dilaksanakan tidak hanya sebatas seremonial belaka.Â
Tindak lanjut dari pelatihan tersebut terus dipantau dan disupervisi. Pelatihan tidak hanya bagi guru mata pelajaran saja, tetapi semua pelayan pendidikan di sekolah seperti kepala sekolah, waka kurikulum, guru, tenaga pustaka, dan bahkan sampai dengan tenaga tata usaha.Â
Hal ini dilakukan untuk memastikan sekolah mampu melayani pendidikan secara baik dan berkualitas. Kepada mereka yang berprestasi juga diberikan penghargaan yang luar biasa. Misalnya guru berprestasi diberikan penghargaan umrah.Â
Prestasi yang lain juga dihargai dengan uang minimal 10 juta untuk juara 1. Bukan hanya guru, tenaga pustaka dan tata usaha berprestasi juga diberi penghargaan yang sama. Hal ini sangat bagus untuk memotivasi etos kerja mereka.Â
Program tes UKG guru non PNS merupakan salah satu program jitu yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Aceh. Program ini memastikan bahwa gaji guru non PNS minimal sesuai dengan upah minimum provinsi. Pembagian gaji dalam 5 grade semakin memotivasi guru non PNS untuk terus meningkatkan kompetensinya. Program ini juga memastikan pemerataan guru di seluruh Aceh akan berjalan secara perlahan. Lebih hebatnya lagi, program UKG non PNS ini akan menjadi model bagi nasional dalam merekrut guru non PNS sesuai kebutuhan.
Beasiswa anak yatim mengalami peningkatan yang signifikan sehingga memotivasi anak yatim untuk terus belajar. Dengan demikian maka anak yatim memperoleh jaminan akan pendidikannya. Demikian juga pengiriman anak-anak Aceh yang berprestasi ke perguruan tinggi berkualitas di seluruh dunia dalam bentuk pemberian beasiswa. Untuk program ini tidak akan menampakkan hasil yang nyata dalam satu atau dua tahun. Tetapi program beasiswa ini menjamin Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dimasa yang akan datang.
Mewujudkan Aceh Carong bukan hanya tanggung jawab Pemerintah Aceh semata, tetapi menjadi tanggung jawab semua masyarakat Aceh. Penulis berharap program unggulan ini akan terus berlangsung siapapun pemimpinnya. Penulis juga berharap agar ada program unggulan lain yang bersifat inovasi sehingga Aceh Carong akan cepat terwujud. Penulis sangat yakin bahwa masyarakat Aceh akan sangat mendukung setiap program nyata yang bertujuan untuk mewujudkan Aceh Carong siapapun gubernurnya.
Melihat perkembangan Aceh Carong yang semakin menggeliat, penulis berharap agar pengambil kebijakan agar tidak melupakan gerakan literasi. Gerakan literasi sangat penting dalam mewujudkan Aceh Carong. Bukankah ayat yang pertama diturunkan Allah adalah perintah untuk menjalankan literasi? Jika perintah ini dilaksanakan maka Aceh Carong akan cepat terwujud. Rendahnya kualitas pendidikan Indonesia dibandingkan negara lain disebabkan gerakan literasi yang berjalan lambat. Terlebih lagi di Aceh. Oleh karena itu gerakan literasi ini harus terus dikembangkan guna mempercepat terwujudnya Aceh Carong. Semoga harapan penulis terwujud.
Oleh: Jon Darmawan, M.Pd. Guru SMAN 7 Lhokseumawe dan Ketua IGI Kota Lhokseumawe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H