Mohon tunggu...
Darmawan bin Daskim
Darmawan bin Daskim Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang petualang mutasi

Pegawai negeri normal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Belajar Budaya Organisasi dari Richmond

27 Oktober 2022   10:49 Diperbarui: 2 November 2022   10:45 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi Pelatih Carter, performa Richmond yang sudah membaik belum dianggap sebagai kesuksesan tim saat persyaratan kontrak tim belum terpenuhi. Keputusan Pelatih Carter dengan mengunci lapangan menjadi kontorversi, sikap kontra dari anggota tim Richmond, orang tua murid, dan para guru kental dipertontonkan ke hadapan Pelatih Carter. 

Momen lapangan dikunci menjadi awal plot klimaks film Coach Carter yang rilis pada tahun 2005 dan mendapatkan rating IMDb 7,3 tersebut.

Demi memotivasi timnya, akhirnya Pelatih Carter membeberkan mengapa dia menetapkan syarat kontrak tim harus mendapatkan rata-rata nilai akademis 2,3, dilarang bolos kelas, dan wajib duduk di barisan depan kelas saat pelajaran.

“Aku melihat sebuah sistem yang dirancang untuk menggagalkan kalian. Aku tahu kalian suka statistik, jadi akan kuberikan beberapa. SMA Richmond hanya meluluskan setengah dari muridnya. 

Dan bagi mereka yang lulus, hanya 6% melanjutkan kuliah. Yang artinya, saat aku keluar dari sini dan melihat ruang kelas kalian, mungkin hanya akan ada 1 siswa yang akan melanjutkan kuliah. ‘Coach Carter, jika aku tidak kuliah, apa yang akan kulakukan?’ Itu pertanyaan bagus. 

tangkapan layar dari Yotube: AsiriFilm
tangkapan layar dari Yotube: AsiriFilm

Jawabannya adalah bagi pemuda African-American di sini adalah kemungkinan besar penjara. Di daerah ini, 33% pria kulit hitam berumur 18-24 dipenjara. Jadi lihatlah pria di kiri kalian. 

Lalu lihatlah pria di kanan kalian. Salah satu dari kalian akan masuk penjara. Tumbuh besar di sini, di Richmond 80% kalian akan berakhir di penjara daripada melanjutkan kuliah. Itulah faktanya. 

Itu adalah statistik untuk kalian. Aku ingin pulang ke rumah dan lihatlah hidup kalian sekarang dan lihatlah hidup orang tua kalian dan bertanyalah, ‘Apakah aku ingin yang lebih baik?’ Jika jawabannya iya, aku akan menemui kalian di sini besok. Dan aku berjanji akan kubantu kalian sebisa mungkin untuk masuk kuliah dan menuju kehidupan yang lebih baik.”

Keteguhan sikap Pelatih Carter mengunci lapangan yang berarti tidak ada latihan dan pertandingan akhirnya menyadarkan anggota tim. 

Seluruh anggota tim Richmond berkumpul di lapangan, duduk di masing-masing bangku sekolah yang dibawa dari kelas, siap dengan alat tulisnya, dan didampingi para guru kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun