Terbukti dari data hasil survei pengguna jasa di atas yang mengatakan mayoritas 60% lebih responden menyatakan bahwa setelah melakukan praktik pungli, pelayanan menjadi lebih memuaskan dibanding tidak melakukan praktik pungutan liar.
3. Mengapa Masih Ada Korupsi di Institusi tersebut dan Bagaimana Cara Menghilangkannya?
Sebagai materi penutup yang juga inti, pembicara kembali dapat mengikutsertakan audiensi untuk menjawab pertanyaan, "Mengapa masih ada korupsi di institusi kita?" Beberapa pendapat akan muncul dari audiensi yang mungkin menjadi jawaban atas pertanyaan tersebut.
Setelah sekian pendapat terkumpul, pembicara dapat membahas satu per satu jawaban-jawaban tersebut.
Namun, karena terbawa gaya hidup tinggi, beberapa pegawai masih menerima suap, setoran, mingguan, bulanan, dan bentuk gratifikasi lainnya dari pengguna jasa walaupun sudah mendapatkan remunerasi.Â
Bagi mereka, penghasilan resmi ditambah remunerasi dirasa kurang menunjang hidup mereka, padahal bagi yang lainnya sudah dirasakan cukup, bahkan mungkin lebih.
Terpengaruh lingkungan sekitar menjadi jawaban kedua. Pilihan antara memilih korupsi dan tidak banyak dipengaruhi lingkungan. Lingkungan yang masih menjalankan praktik korupsi akan membuat pegawai mengikuti jalan tersebut.Â
Sungguh sulit dan aneh saat seorang pegawai memutuskan pilihan tidak melakukan korupsi, tapi teman sejawat satu ruangan atau bagian atau kantor masih melakukan korupsi. Umumnya, mayoritas lebih kuat pengaruhnya bagi minoritas.
Kurangnya teladan pimpinan menjadi jawaban ketiga. Sungguh besar teladan seorang pemimpin. Dengan kuasanya, pemimpin dapat merubah yang buruk menjadi baik, begitu pun sebaliknya.Â