Untuk memahami siapa audiensi internalisasi, bisa dilihat dari (a) agamanya, (b) sukunya, (c) suka atau tidak sukanya apa, (d) usianya, (e) tokoh idolanya, (f) pendidikannya, (g) status atau pangkatnya, dan (h) kebutuhannya apa agar connected sehingga pembicara tepat memilih bahasa, diksi, dan tone (leveling dan conditioning) dalam presentasinya.
Bagi pembicara dari eksternal institusi tentunya lebih sulit untuk memahami siapa audiensinya.
"Pembicara sering terjebak oleh profesi dan ketinggian ilmunya sehingga tidak menggunakan bahasa yang mudah dimengerti audiensinya. Makin tinggi sekolah seseorang atau makin tinggi status seseorang, kadang-kadang makin tidak efektif melakukan komunikasi," ucap Helmy Yahya (2020).
Persyaratan pembicara nomor (1) berasal dari internal institusi audiensi, (2) pengalaman kerja minimal 10 tahun, (3) mengalami beberapa masa perjalanan institusi, (4) memahami sebagian besar proses bisnis institusi, (5) memahami modus-modus praktik korupsi di institusinya, dan (6) sudah bertransformasi menjadi tidak melakukan praktik korupsi menjadi modal kuat untuk menerapkan satu tips public speaking lainnya, yaitu empati.
Empati adalah put yourself in their shoes, membayangkan jika kita yang menjadi audiensi. Menurut KBBI online, empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Untuk berempati, definisikan (1) apa yang dibutuhkan audiensi dan (2) ide apa untuk memenuhi kebutuhan audiensi tersebut.
"Bayangkan, audiens mungkin sudah menyaksikan ribuan kali public speaking yang membosankan dalam hidupnya," Helmy Yahya (2020).
Empati adalah tips lanjutan public speaking dari tips sebelumnya, pahami siapa audiensi. Â Salah satu unsur tips pahami siapa audiensi adalah liat dari apa suka atau tidak sukanya audiensi yang dalam hal ini mungkin audiensi masih melakukan praktik-praktik korupsi dan tentunya tidak suka mendengarkan materi presentasi internalisasi antikorupsi. Di sinilah pembicara harus dapat berempati dalam artian bukan membenarkan atau mendukung, melainkan berusaha mengerti terlebih dahulu mengapa mereka masih melakukannya.
Untuk definisikan kebutuhan audiensi, kebutuhan mereka adalah pencerahan melalui ide presentasi yang menarik dan membumi, bukan presentasi yang melangit ataupun seakan menggurui.
Selanjutnya adalah materi presentasi internalisasi antikorupsi yang secara empiris beberapa kali berhasil menarik atensi audiensi.
1. Persepsi Masyarakat terhadap Korupsi di Institusi Audiensi
Setelah greeting (salam) dan adressing (menyapa) yang merupakan bagian opening presentasi, pembicara memperkenalkan diri secara singkat bilamana master of ceremony (MC) atau moderator tidak membacakan cucriculum vitae (CV) singkat pembicara.