Maka jelaslah bahwa Solo merupakan kota pergerakan dan keraton Surakarta ikut berperan dalam pergerakan tersebut. Konon, Pangeran Woerjaningrat sering berkeliling Nusantara dan tanah dari berbagai pulau di Nusantara dia kumpulkan untuk diletakkan sebagai dasar tugu tersebut. Hal ini menegaskan maksud dari tugu Lilin sebagai lambang persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia bahkan sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia!
Monumen berbentuk lilin setinggi 8 meter tersebut dengan api warna merah menyala tersebut masih berdiri hingga sekarang. Terletak di persimpangan jalan dr. Wahidin dan jalan Kebangkitan Nasional, Penumping, tugu ini setiap hari dilewati masyarakat Solo yang hilir mudik. Sayang, di antara ribuan orang yang melewatinya setiap hari, hanya sedikit yang paham bahwa tugu yang seharusnya menjadi kebanggan warga Solo tersebut ternyata merupakan tugu lambang perjuangan pergerakan Indonesia.
[caption id="attachment_110735" align="aligncenter" width="300" caption="Tugu Kebangkitan Nasional"][/caption] [caption id="attachment_110736" align="aligncenter" width="300" caption="Tugu berbentuk lilin dengan nyala api merah merupakan bukti Solo kota pergerakan."][/caption] (Foto Tugu Lilin/Tugu Kebangkitan Nasional merupakan dokumentasi pribadi penulis) Referensi: Raja Jawa Mengantar Revolusi, Tempo, 19 Agustus 1989. http://ip52-214.cbn.net.id/id/arsip/1989/08/19/BK/mbm.19890819.BK23408.id.html# Tugu Lilin Lambang Kebangkitan Nasional, Suara Merdeka, 28 Mei 2003 Tugu Lilin dan Sejumput Tanah Senusantara, Suara Merdeka, 6 November 2002 http://solokomunitas.wordpress.com/2009/04/ http://serbasejarah.wordpress.com/2009/04/13/kenapa-menggugat-boedi-oetomo/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H