Mohon tunggu...
Riyadi Agus S.Sos M.M
Riyadi Agus S.Sos M.M Mohon Tunggu... -

Dosen, Peneliti dan Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Ibu dan Budaya Riba

22 Desember 2017   06:19 Diperbarui: 22 Desember 2017   08:02 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ternyata ujian terberat kita umat Muslim adalah Harta. Dan ini menjadi alat kaum kapitalis untuk menggoda dan "merobek" umat muslim. 

Kaum kapitalis tahu kalau orang Muslim pengen mobil dan rumah akhirnya ditawarkanlah mobil dengan DP murah dan bisa mencicil. Padahal kita tidak sadar di dalam transaksi cicilan tersebut mengandung bunga RIBA yang dilarang. 

Tak sadar kalau penawaran DP murah itu menjebak. Membuat kita jadi membayar lebih mahal dan lebih lama masa waktu cicilannya..ini jelas menguntungkan kaum kapitalis sebagai pemilik modal dan pihak yang menawarkan produk. 

Bandingkan dengan hidup sederhana menabung, sebutlah sebulan menabung 3 juta. Dalam waktu 3 tahun sudah cukup untuk beli mobil baru. Atau bekas yang masih bagus..atau sebulan menabung 1 juta atau 500ribu juga bisa asal sabar.
Hidup sesuai kemampuan lebih baik daripada pura-pura kaya tapi hutang sana sini. Di hadapan Allah menabung secara halal lebih baik daripada memakai cara Riba.

Hai Muslim, sebegitu dungukah kita umat Muslim? Kita sudah menjadi budak Riba orang-orang kapitalis..
Sebegitu dungukah kita?

Untuk punya mobil atau rumah saja ternyata Kita lebih memilih ke Rentenir daripada kepada Allah. Padahal kalau kita sabar meminta kepada Allah, pada waktu yang tepat Allah akan hadiahkan yang lebih baik asalkan kita yakin..

Miris kalau sekarang melihat realitas di kota-kota terutama kota besar seperti Jakarta dan Bandung banyak lembaga-lembaga Riba tumbuh subur di mana-mana. Yang menawarkan dana cair segera dengan jaminan BPKB dan lainnya. Dan mempersyaratkan pengembalian uang disertai bunga alias rentenir. 

Ironisnya lembaga-lembaga ini ada yang berdiri berdampingan dengan mesjid. 

Mari kita mengajak semua orang menjauhi Riba..

Pada musim Pilkada, ada seorang yang tidak disolatkan oleh tetangganya karena ia memilih pemimpin yang kafir.

Nah bagaimana dengan si pelaku Riba? Jika ia meninggal apakah pantas untuk disolatkan? Pantaskah menyolatkan seorang yang melakukan dosa yang nilainya setara dengan dosa yang sangat menjijikkan yaitu: berzina dengan ibu kandung sendiri ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun