- Beberapa waktu yang lalu, Â Gunung Agung meletus dan memuntahkan laharnya di Bali.
Pada saat bencana Gunung Agung  tersebut terjadi, tidak sedikit saudara-saudara kita sesama muslim yang ramai berkomentar di portal berita sosial media. Banyak yang berkomentar kalau bencana gunung meletus di Bali itu adalah AZAB.
Allah marah karena Bali sebagai tempat wisata yang banyak  dikunjungi oleh para "bule" di dalamnya dianggap sering terjadi maksiat. Pesta minuman keras, mengumbar aurat, sex dianggap sebagai suatu hal yang mudah ditemui dan familiar di Bali.
Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa bencana meletusnya Gunung Agung itu karena Bali merupakan pulau yang mayoritas penduduknya menyembah selain Allah. Jadi Allah ingin memberikan pelajaran. Begitu bunyi pendapatnya mereka.
Lalu, tanpa disangka dan tanpa diduga pada hari Jumat 15 Desember 2017 kemarin, gempa mengguncang bagian selatan pulau Jawa. Dan yang terkuat terjadi di Tasikmalaya, Jawa Barat dengan kekuatan 7.3 skala righter (SR). Itu berarti lebih besar dari gempa yang pernah meluluhlantakkan Jogja pada tahun 2006 silam. Yakni hanya sebesar 5.9 SR saja.
Selain dirasakan oleh Tasikmalaya (biasa disebut Tasik), gempa kemarin juga dirasakan beberapa daerah di Jawa Barat termasuk Bandung.
Apakah Gempa di Tasik bisa dibilang AZAB sebagaimana kita mengatakan Bencana Gunung Agung meletus di Bali adalah sebuah AZAB?
Perlu diingat juga, ini bukan kali pertama Tasikmalaya diguncang gempa yang cukup hebat. Pada Tahun 2009 silam, Tasikmalaya juga pernah porak poranda diguncang dengan gempa serupa.
Dalam Islam, bencana (salah satunya gempa bumi) terjadi bukan tanpa sebab. Ia dipandang sebagai peringatan dari Allah. Seperti dalam Al Quran :
"Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)". [asy Syuura : 30].
Dengan dasar ayat tersebut, maka Bisa jadi itu juga adalah AZAB atau peringatan. Selain itu, masih banyak ayat Al Quran dan hadist nabi yang menjelaskan soal kenapa terjadi bencana (salah satunya gempa bumi). Bisa kita pelajari dan cari sendiri. Tidak semua akan dimasukkan ke tulisan ini.
Pertanyaan berikutnya, Kenapa Allah mengizinkan teejadi Gempa yang cukup besar di Tasik? Sebanyak dua kali lagi. Selain itu juga, jauh sebelum terjadi gempa, pada masa lampau di Tasik pernah terjadi bencana yang dahsyat dan cukup mengerikan yaitu "Meletusnya Gunung Galunggung".
Padahal Tasik itu kota Santri. Hampir 100 persen penduduknya adalah Muslim. Kental dengan nuansa keagamaan. Berbeda dengan Bali. Kenapa sampai diberi GEMPA dan bencana lainnya oleh Allah?
Pada demo aksi bela Islam menentang "penista agama" pun tidak sedikit warga dari Tasik yang berbondong-bondong ikut pergi ke Jakarta untuk aksi Bela  Islam. Bahkan ada yang sampai rela berjalan kaki.
Tapi mengapa azab Allah itu kembali Turun. Mengapa Allah menurunkan Azab di wilayah yang banyak terdapat hamba-Nya yang bersyahadat dan mengaku beragama Islam?
Tak cuma di Tasik saja, bencana gempa kemarin juga dirasakan di beberapa wilayah Jawa Barat. Selain gempa, tercatat beberapa bencana lain pernah juga terjadi di Jawa Barat salah satunya di Kota Bandung.
Belum lama, Banjir cukup besar pernah menghantam Kota Bandung. Selain itu ada juga hujan es, angin puting beliung dan lain-lain. Padahal Kota Bandung menurut survey menduduki peringkat 2 sebagai Kota paling Islami di Indonesia.
Kalau pada Bali yang mayoritas penduduknya beragama bukan Islam (Hindu), kita bisa berkata bahwa bencana Gunung Meletus yang terjadi adalah wajar karena mereka bukan penyembah Allah, makanya mereka di azab. Lha sekarang bagaimana dengan Kota Bandung sebagai salah satu kota Islami yang mayoritas penduduknya menyembah Allah mengapa juga sampai diturunkan bencana sama dengan Tasik tadi?
Ini harusnya menjadi bahan instrospeksi bagi kita semua. Bisa jadi Islam yang selama ini kita anut hanya sebatas simbol dan ritual semata. Tapi dalam perkataan, perilaku kita sehari-hari tidak mencerminkan sebagai Islam
Mengaku Islam tapi masih suka korupsi.
Mengaku Islam pakai peci, pakai jilbab tapi suka memakan hal orang lain. Merugikan orang lain.
Mengaku Islam tapi tidak pernah peduli sama Fakir Miskin
Mengaku Islam tapi sering menyinggung hal pribadi orang lain. Mengejek orang yang belum nikah, atau yang belum punya keturunan Padahal nikah atau punya keturunan itu ketetapan dari Allah. Mengejeknya sama dengan mengejek Allah
DAN
Yang cukup parah adalah :
Mengaku Islam tapi masih suka RIBA. Nah ini lumayan serius. Karena RIBA dosanya sangat besar di sisi Allah dan jadi syarat turunnya azab dari Allah
Bahkan ada sebuah hadist :
Jika ZINA dan RIBA sudah menyebar di suatu kampung, maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan AZAB Allah atas diri mereka sendiri". (HR al-Hakim, al-Baihaqi dan ath-Thabrani).
Hadist yang bunyinya jelas, terang dan tegas. Tapi dalam kenyataanya banyak dari kita orang Islam yang menganggap remeh soal RIBA. Ia dipandang sebagai hal biasa dan menjadi gaya hidup masyarakat. Bagi kita sepele tapi di sisi Allah adalah dosa yang BESAR.
Ingatkah kita kenapa Adam sampai diusir dari surga dan dipisahkan dengan Siti Hawa sampai ratusan tahun?
Gara-garanya adalah "makan buah khuldi". Lho kok Kenapa Allah sampai segitunya mengusir Adam cuman sepele karena makan buah saja? Bukankah Allah itu maha pencipta, khan bisa dengan mudah menciptakan lagi buahnya? Ribet amat.
Itulah, apa yang dalam pandangan manusia sepele, tapi di sisi Allah bisa jadi dosa besar yang membuat Dia murka. Kita menganggap sepele karena ilmu kita sebagai manusia terbatas.
Sama halnya dengan RIBA kita sering menganggap sepele padahal di sisi Allah dosa besar yang jika dilanggar akan membuat murka.
Dan GEMPA yang kemarin terjadi bisa jadi adalah peringatan dari Allah. Salah satunya karena bisa jadi Riba sudah mulai merebak di tengah-tengah kehidupan kita. Dan kita sendiri acuh tak acuh akan hal itu.
Kita lebih suka berkutat untuk berdebat soal politik. Sebagian dari ustadz-ustadz kita juga lebih hobi menjadikan politik sebagai isi ceramahnya.
Akan Tetapi seringkali melupakan membahas RIBA yang bobot dosanya sangat besar. Banyak hadist yang mengatakan kalau Riba itu dosanya sama dengan BERZINA dengan ibu Kandung sendiri. Dan di Al Quran RIBA merupakan salah satu dosa serius yang pelakunya diajak perang oleh Allah dan Rasul-Nya (Al Baqarah 278-279).
Jika begini, ibaratnya kita sibuk membetulkan atap yang bocor tapi kita lupa kalau tembok rumah kita mau roboh.
Bisa kita lihat beberapa contoh Riba dalam masyarakat yang sudah dianggap lumrah dan menjadi gaya hidup dalam masyarakat kita :Â
1. Meminjam uang ke Bank dengan bunga untuk membeli rumah atau mobil.
Trend dalam masyarakat kita adalah orang yang terlihat sudah punya mobil dan punya rumah dipuji-puji karena dianggap sudah sukses. Sedangkan orang yang terlihat belum pakai mobil atau rumah masih kontrak sering dihina atau dicemooh.
Padahal belum tentu demikian. Bisa jadi yang terlihat sudah punya mobil dan rumah itu hutangnya malah sangat banyak. Karena dia membeli mobil dengan cara hutang yang mengandung Riba seperti meminjam uang ke Bank. Ini adalah perilaku "berpura-pura kaya di atas lautan hutang"
Sedangkan yang terlihat belum memakai mobil atau rumahnya masih ngontrak, bisa jadi tabungannya malah lebih banyak. Karena ia ingin membeli mobil dan rumah secara cash. Prinsip dia adalah : menabung itu bersusah-sudah dahulu bersenang kemudian. Sedangkan "kredit hutang Riba" itu langsung senang dahulu bikin susah kemudian. Dan yang terpenting dia tidak mau terjebak oleh hutang yang mengandung Riba. Dan bisa jadi orang yang belum terlihat punya mobil dan rumah itu, sedekahnya lebih besar ketimbang orang yang berpura-pura kaya di atas lautan hutang tadi.
3. Menggunakan Kartu Kredit (Kartu Ngutang)
4. Bekerja sebagai sales kartu Kredit
5. Mencicil mobil lewat Leasing yang mengandung bunga
6. KPR
Mari kita tinggalkan riba
Dan ingatkan sebanyak mungkin orang untuk tidak RIBA karena itu akan mengundang AZAB ALLAH. Jangan terjebak dengan cara pandang manusia biasa salah satunya seperti :
"Aduh gimana donk kl mau punya mobil dan rumah? Khan kl ga ngutang Riba susah?"
Ingat bahwa Allah Maha Kaya daripada rentenir yang bisa memberikan rezeki dari arah tak disangka-sangka.
Itu lebih baik daripada mengundang AZAB ALLAH turun. Kalau azab ALLAH sudah turun, kita semua juga ikut kena bukan??
Semoga bisa jadi bahan renungan bagi kita semua. Khususnya kita yang menjadi warga Jawa Barat. Selain itu, juga warga provinsi lain yang mayoritas beragama Islam agar mulai perhatian terhadap Riba.
Dan menjadi renungan umumnya bagi kita warga Indonesia termasuk mereka yang menjadi warga di provinsi yang mayoritas bukan Islam. Ingat bencana musibah bisa menimpa siapa saja tidak pandang bulu. Setiap agama mungkin memiliki cara pandang berbeda soal bencana. Tapi tidak ada salahnya agar kita senantiasa berperilaku baik dan mentaati apa yang diperintahkan oleh-Nya. Tidak berbuat apa yang membuat-Nya murka.
Dan mari kita membiasakan diri untuk saling simpati terhadap saudara kita sebangsa yabg terkena musibah tak peduli  apa pun agamanya. Tidak saling hujat atau bully. Kenyataan tinggal di negeri yang rawan bencana harusnya menjadikan kita bersikap selalu mawas diri tidak takabur.
Semoga Allah selalu melindungi  Jawa Barat dan semua warga Indonesia dari malapetaka dan senantiasa memberikan  bagi kita semua untuk bertobat dari dosa-dosa yang pernah dilakukan.
Amin
Wallahualam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H