Mohon tunggu...
Darin Salsabila S
Darin Salsabila S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030079

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Salon Ibu? Tak Pernah Absen Tiap Tahunnya

1 Juli 2021   21:28 Diperbarui: 1 Juli 2021   22:12 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salon ibu!

Dari zaman kecil sampai sekarang, saya selalu potong rambut di rumah. Tidak peduli sedang pandemi atau tidak, jika rambut dirasa sudah panjang dan membosankan ya langsung saja meminta sang pemotong rambut untuk memotongkannya. Yap, dan itu ibu saya sendiri.

Saya dan para saudara saya memang selalu dipotongkan rambutnya oleh ibu. Sebenarnya ia memang tak membolehkan untuk potong rambut diluar. Irit katanya. 

Tapi untuk kakak laki-laki saya itu hanya bertahan sampai mereka beranjak smp, setelah itu mereka lebih memilih ke tukang potong rambut berbayar karena ibu saya tidak terlalu pandai untuk memotong rambut laki-laki sesuai model yang kaka-kakak saya inginkan.

Lalu kenapa sampai 19 tahun ini saya masih bertahan potong rambut dengan ibu saya? Itu dikarenakan saya juga malas untuk keluar rumah dan ketukang potong rambut yang ada di luar. Selain itu kalau saya izin potong keluar juga pasti tidak diperbolehkan oleh ibu saya. Dia pasti berkata halah untuk apa potong di luar, di rumah saja bisa, sini ibu potongkan. Dan karena saya juga sudah malas dan lebih ke takut untuk datang ke salon dan meminta pegawainya untuk memotongkan, jadi saya harus selalu rela potong rambut di rumah.

Bagaimana dengan peralatannya? Wah jangan ditanya lagi kalau ini. Pastinya ya seadanya, yang terpenting ya gunting dengan peralatan tambahan seperti sisir, penyemprot air agar rambut mudah dipotong, penjepit rambut agar rambut juga bisa diatur, dan kain penutup badan agar rambutnya tidak ke badan.

Bagaimana dengan hasilnya? Inilah yang selalu menjadi kelucuan saat memotong rambut dengan ibu saya. Hasilnya pasti panjang sebelah, entah itu sudah berbagai cara agar hasilnya simetris tapi tetap saja selalu panjang sebelah. 

Dan jika dipaksakan disamakan yang ada hasilnya akan sangat pendek karena harus menyamakan panjangnya.

Kejadiannya akan seperti ini, ketika yang sebelah lebih pendek satu ruas jari maka yang bagian  panjang akan dipotong dan disamakan, tapi nantinya setelah dilihat malah bagian yang lebih panjang akan menjadi bagian yang lebih pendek, akhirnya harus memendekkan yang satunya lagi. Nah dari sini maka tidak akan berakhir proses penyamaan panjangnya karena terus-menerus tidak sama. 

Dan nantinya rambut yang tadinya ingin dipotong sebahu malah menjadi sekuping pendeknya.

Bagaimana dengan modelnya? Ini juga jangan mengharapkan lebih. Cukup dengan potong pendek lurus saja akan memakan banyak waktu apalagi jika ingin dengan model yang aneh-aneh. Jangan harap hasilnya sama dengan yang dimaksud.

Pengalaman saya membuktikan bahwa ketika ibu saya bertanya mau model apa kemudian saya menyebutkan model yang dimau maka pada akhirnya modelnya adalah potongan lurus yang pendek sebelah. 

Dan pada akhirnya setiap tahunnya saya hanya akan meminta potong lurus saja, yang penting dipotong dan jadi lebih pendek saja, itu cukup untuk saya.

Bagaimana dengan prosesnya? Hem, ini memakan waktu cukup panjang. Kenapa bisa begitu karena ibu saya juga  sambil berjualan. Walaupun berjualan di rumah tetapi ketika ada pembeli maka ibu saya harus melayaninya dulu. 

Jadi biasanya ketika saat pertengahan atau bahkan awalan dan akhiran pasti ada saja pembeli yang membuat ibu saya harus menunda prose potong rambut ini. Dan saya juga harus berdiam diri duduk dikursi selama ibu saya melayani pembeli. Kadang saya sampai bosan dan mengantuk karena menunggu ibu saya yang terlalu lama.

Saya memang hampir setiap setahun sekali melakukan potong rambut. Alasannya adalah karena saya tidak suka rambut panjang dan saya merasa bosan jika harus menunggu rambut menjadi panjang. Saya lebih suka rambut pendek karena terlihat lebih segar dan tentunya perawatannya lebih simple, mudah, dan efektif.

Untuk masalah model, hasil, dan waktu yang dihabiskan ketika potong rambut dengan ibu saya, itu tak masalah apapun hasilnya. Yang terpenting adalah rambut saya bisa ganti suasana dengan menjadikannya lebih pendek dan tak perlu bersusah payah juga keluar rumah. 

Selain itu jika hasilnya tidak rapi itu juga tak masalah karena pada akhirnya saya keluar rumah juga dengan hijab. Jadi it's okay for "potong rambut di rumah" apalagi mengingat saat ini juga pandemi, it's more safety.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun