Mohon tunggu...
Darin Salsabila S
Darin Salsabila S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030079

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ditinggal Koas 2 Bulan, Hubungan 6 Tahun Berakhir Begitu Saja

5 Maret 2021   13:52 Diperbarui: 5 Maret 2021   14:12 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koas atau coass atau co-assistent adalah tahapan pendidikan kedokteran yang dijalankan langsung di rumah sakit. Mereka akan ditempatkan di rumah sakit tertentu untuk belajar langsung menjadi dokter. Tahap ini akan ditempuh selama 1,5 sampai 2 tahun.

Kembali ke topik.

Pacar kakak kelas saya ini ternyata ditempatkan di luar kota dan itu jauh. Sebenarnya ini tidak menjadi suatu masalah besar bagi mereka karena mereka juga pernah LDR.  

Seminggu ber-LDR, hubungan mereka masih lancar-lancar saja. Sebulan berselang, si perempuan ini mulai tidak bisa dihubungi. Kakak kelas saya masih bisa berpikir positif mungkin karena sedang sibuk-sibuknya koas.

Tapi kemudian si perempuan ini sudah benar-benar tidak bisa dihubungi. Kakak kelas saya mulai curiga bahwa nomornya sudah diblokir. Untuk mengetahui kebenarannya, dia mengganti nomornya dan mencoba menghubungi pacarnya. Dan yaa setelah dihubungi, nomor tersebut juga ikut-ikutan diblokir. Bahkan saking frustasinya dia mengganti nomornya sampai enam tujuh kali. Mirisnya, semua itu hanya berujung pada pemblokiran. Bukankah seperti ini yang dinamakan 'di-ghosting'?

Mereka lost-contact hampir dua bulan sampai pada akhirnya kakak kelas saya menerima pesan dari pacarnya. Pesan itu sangat singkat berupa pernyataan pemutusan hubungan. Belum sempat dibalas, nomor itu sudah diblokir lagi.

Disitu kakak kelas saya merasa sangat sedih, hancur, dan putus asa, mungkin inilah yang disebut patah hati. Rasa itu kemudian berubah menjadi rasa marah, benci, dan emosi yang tak terluapkan.

Bahkan saat bercerita pun, dia tidak lupa untuk mengeluarkan banyak kata umpatan untuk mantannya. Yang awalnya dia bercerita dengan raut wajah sedih dan putus asa menjadi raut yang penuh emosi dan kebencian.

Dia tidak habis pikir dengan hal yang dilakukan oleh mantannya itu. Tanpa penjelasan dan alasan yang jelas tiba-tiba tidak bisa dihubungi dan memutuskan hubungan begitu saja. Dia berpikir bahwa setidaknya bisa ada sedikit penjelasan atau mungkin dirundingkan bersama jika ada masalah. Mungkin dengan itu dia bisa sedikit menerima jika harus menyudahi hubungan ini, tapi yang dilakukan oleh mantannya malah menghilang dan memutuskan hubungan secara sepihak.

Dia juga bertanya-tanya hubungan enam tahun yang mereka jalani itu dianggap apa. Apakah hanya sebuah angin lalu? Disini dia merasa sangat terkhianati sampai muncullah spekulasi bahwa mantanya selingkuh dan sudah mendapat pacar baru. Yang sangat disayangkan adalah kakak kelas saya ini sampai berpikir bahwa mantannya ini bermain lebih jauh dengan laki-laki lain disana. Sepertinya patah hati membuat pikirannya tidak jernih.

Saat saya memberi tanggapan jika mungkin dia sangat sibuk dan tidak bisa membagi waktunya antara koas dan pacarnya. Dia malah beranggapan bahwa itu tidak mungkin karena selama kuliah kemaren mereka bisa melewati bersama. Saat saya menggodanya dengan kata "mungkin memang benar yang setia kalah sama yang selalu ada". Dia juga menyangkal hal itu, dia berpikir bahwa tidak mungkin semudah itu melupakan hubungan yang sudah dijalani selama enam tahun lamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun