Mengenali persegi panjang, kemudian ditariklah
Mengenali balok berbagai bentuknya
Mengetahui warna, lebih dari merah kuning biru
Mengenali bakatku, gerakan jadi torehan
Ku buat pintuku, setelah semua ku tahu
Butuh secercah percaya diri saja
Mengejar mobil yang melintas itu mudah
Katanya, kata ia yang mencipta pintu sendiri
Daunnya tidak bisa dibuka, tidak bisa dipaksa
Apa kurangnya, aku serba bisa, katanya
Coraknya indah, nyaris sempurna, tidak berguna
Apa salahnya, aku giat dan sabar lebih dari mereka
Tuhan meniupkan bisikan lembut padanya
Ia yang kehilangan segala meski mencoba apa-apa
Bersender pada-Nya, Ia lebih tahu, lebih mengenalmu
Sentuh pintu yang bercahaya, kala hatimu lebih terima
Pintu-Nya lebih merona, bercahaya, bersuara
Pintu-Nya lebih dari yang benakmu mampu mengira
Pintu-Nya hadir ketika Tuhanmu ada di doa
Pintu-Nya menghapus semua luka dan lara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H