Mohon tunggu...
Darwin Ricardo
Darwin Ricardo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tipu-tipu Polisi Gadungan

2 Oktober 2016   17:18 Diperbarui: 2 Oktober 2016   17:34 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Share info...

Subuh tadi (2/10/2016 jam 02.02) istri saya menerima telepon dari orang yang mengaku polisi bernama AKP Imam Suseno no hp 081382403932 (tanpa sepengetahuannya kemudian pembicaraan itu saya rekam menggunakan hp yang lain).

Dia dengan nada yg mengintimidasi & cenderung lebih menguasai pembicaraan memaksa istri saya utk menyebut nama anak saya yg kebetulan menginap di tempat kerjanya.

Berbekal itulah dia mengatakan bahwa anak saya terjerat operasi narkoba dengan barang bukti satu paket sabu, memaksa saya untuk mentransfer uang sejumlah 30 juta rupiah supaya anak saya tidak diproses di kepolisian.

Sementara itu saya berusaha menghubungi anak saya, yang berketepatan hp nya tidak aktif (ada kemungkinan mereka sudah melakukan survey terlebih dahulu).

Polisi gadungan itu meminta saya segera ke ATM untuk melakukan transfer dengan hp saya tetap dalam kondisi terhubung dengan dia.

Saat saya minta utk bicara dgn anak saya, dia bilang bahwa nanti di ATM anak saya akan diberi waktu utk bicara dgn saya.

Saya mengatakan bahwa saldo saya tidak cukup utk mentransfer uang senilai itu. Terjadilah tawar menawar, yang akhirnya disepakati senilai 1,5 juta rupiah.

Ternyata setelah di ATM dia meminta saya untuk mengisi pulsa "komandan"nya senilai itu. Bagi saya yang terpenting mendengar suara anak saya dulu, yg kemudian diberikan waktu kepada anak saya utk bicara.

Yang membuat saya curiga, suara "yang katanya anak saya" itu seperti orang menangis dengan suara yg bukan suara anak saya.

Utk memastikan, saya minta "anak saya" itu untuk menyebutkan nama lengkap saya, belum sempat ada jawaban, kemudian polisi gadungan itu mengambil alih hp dan mengancam akan menembak kaki anak saya.

Bagi saya, saya orang yang paling pantang diancam, kalau hal itu dilakukan saya tidak akan terima dan akan mencari dia sampai kemanapun utk meminta pertanggungjawaban ala jalanan, karena perlakuan gaya jalanan nya tersebut.

Dia bahkan meminta saya untuk mendengar suara tembakan itu, saat itulah komunikasi saya putus.

Saya bergegas pulang dan segera berangkat menuju tempat kerja anak saya.

Dan saya menemui anak saya di sana dalam keadaan sehat tanpa kurang satu apapun.

Kemudian saya minta anak saya menghubungi nomor polisi gadungan itu, yang kemudian terbata-bata menjawab pertanyaan anak saya (yang asli tentunya)...

Jadi dari pengalaman ini saya berharap bagi saudara² yg membaca tulisan saya ini dapat mengambil pelajaran bahwa dalam kondisi seperti ini yang terpenting JANGAN PANIK, coba hubungi siapa yang berkaitan dgn anak kita, hubungi tempat kerjanya, bos nya. Siapapun itu.

Memang polisi gadungan itu minta hp tetap on karena dia tidak mau saya menghubungi siapapun, tapi toh hp bisa saya taruh jauh dari saya untuk saya bisa sementara menghubungi orang² yg terkait.

Besar harapan saya pihak Kepolisian segera menanggapi hal ini, karena ternyata di sekitar tempat tinggal saya sudah beberapa orang yang jadi korban penipuan ini dengan mentransfer sejumlah uang. Yang memprihatinkan  saya, mereka tidak melaporkan hal ini paling tidak ke pihak RT atau ke kepolisian terdekat.

Semoga kita semua dapat pembelajaran dari hal ini.

Sebagai catatan, hal² yang saya lakukan untuk memastikan hal tersebut adalah sbb :

- Usahakan menghubungi segera orang² yang terkait dgn subjek, untuk memastikan keadaannya. Dapat dilakukan anggota keluarga yg lain di tempat yg cukup jauh supaya pembicaraan tdk terdengar oleh si penelepon.

- Kalau mungkin menghubungi kepolisian terdekat.

- Usahakan mengulur waktu dalam pembicaraan utk mencari kebenaran informasi dengan alibi².

- Usahakan si penelepon menyebutkan nama atau tempat.

- Usahakan dapat berbicara langsung dengan subjek.

- Dalam hal ini saya meminta "anak saya" utk menyebutkan nama lengkap saya. Bisa dengan variasi lain yg tidak tertera di KTP atau SIM, apakah tanggal lahir anda, tempat favorit anda, nama binatang peliharaan anda, dll

- Yang terpenting JANGAN PERLIHATKAN KEPANIKAN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun