Mohon tunggu...
Darien Saka
Darien Saka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya merupakan mahasiswa Bina Nusantara jurusan Ilmu Komunikasi, saya akan membagikan pengalaman hidup saya disini siapa tau bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Suka dan Duka Membuat Media Startup Selama 1 Tahun

30 November 2022   23:20 Diperbarui: 4 Desember 2022   07:04 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi startup (sumber: Freepik.com/rawpixel.com via KOMPAS.com) 

Pada saat awal era pandemi, dimana banyak anak muda yang baru saja lulus dari sekolah menjalani kesehariannya dengan pergi bersama teman dan bermain. 

Nah, saya justru memilih mengisi waktu luang saya dengan melakukan produktivitas yang berhubungan dengan komunikasi dan juga media massa yaitu membuat sebuah media startup. 

Pasti banyak yang berfikir bahwa aktivitas yang saya lakukan ini tentu sama sekali tidak relevan dengan kegemaran yang disukai generasi muda zaman sekarang. 

Namun, bagi saya, membuat media startup adalah sebuah jalan untuk mengemukakan opini yang saya punya atau membahas suatu hal yang saya sukai. 

Bahkan setelah membuatnya media ini, saya mendapatkan banyak sekali pengalaman mengenai sistem kerja sebuah media dan ini sangat berhubungan dengan jurusan kuliah saya yaitu ilmu komunikasi sehingga pengalaman ini tentu dapat saya gunakan di masa depan. 

Salah-satu pengalaman yang saya dapatkan adalah saya dapat merasakan berbagai macam suka dan duka dalam dunia pekerjaan khususnya  pentingnya memiliki konsistensi dan komitmen ketika melakukan suatu pekerjaan. 

Pelajaran ini dapat saya miliki tanpa  harus menunggu waktu kelulusan saya dan mencari kerja yang pastinya membutuhkan waktu yang sangat lama. 

Saya akan menceritakan dari awal saya membentuk media dari nol bermodalkan niat hingga ke proses rintangan dan hambatan dalam membuat media yang saya hadapi tanpa pengalaman sama sekali. Dan pada akhirnya media ini dapat saya jalankan hingga sekitar 1 tahun.

Cerita awal dalam perjalanan saya membuat sebuah media adalah kecintaan saya pada industri video game. Saya sangat senang mengomentari atau mengemukakan opini saya terkait dunia video game, namun saya tidak memiliki wadah atau platform yang tepat untuk membahasnya. 

Maka dari itu saya memulai nya dengan membuat sebuah podcast lewat platform spotify yang berjudul "Ngobrolin Industri Game" Bersama dengan teman saya untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan dunia game berdasarkan opini kami masing-masing. 

Kami juga sering membagikan aktivitas podcast kami lewat akun Instagram yang kami buat untuk NIG (Ngobrolin Industri Game) ini. Namun seiring berjalannya podcast yang kami buat selama sekitar 5 bulan kami mulai merasakan stak dan mengalami kebosanan. 

Hal tersebut dapat kami rasakan karena kami merasa tidak ada tantangan berarti dalam membuat podcast tersebut karena produksinya yang sangat singkat dan mudah karena hanya mengandalkan suara. 

Setelah itu dengan model konten hanya bermodalkan suara tidak juga menarik banyak penonton yang berminat untuk menonton podcast kami. 

Padahal tujual awalnya adalah diskusi dan saling mengemukakan opini terkait dunia game antara kami dan penonton. Sehingga kami memutuskan untuk membuat media berbasis media sosial yang pada kala itu lewat Youtube dan juga Instagram. 

Sehingga kami bisa mendapatkan penonton yang aktif dalam merespon, dan dapat mencangkup lebih banyak penonton karena kontennya berbasis audio visual dan pastinya penonton akan lebih relate. Setelah itu kami memantapkan niat kami untuk "menyulap" podcast kami menjadi media yang terstruktur. 


Kami mulai dengan menentukan segmen acara, merekrut karyawan yang kompeten, dan membuat konten secara lebih aktif dan rapih, menggunakan peralatan produksi yang lebih bervariasi agar dapat menunjang produksi kami. Dan setelah itu kami mulai menjalani kegiatan media ini dengan serius. 

Namun ternyata niat kami ini yang justru mendatangkan hal yang tidak disangka-sangka oleh kami, yaitu berbagai macam halangan dan rintangan yang menghalangi kami berjalan sebagai media startup sehingga menguji konsistensi dan komitmen kami dalam melanjutkannya. Berikut beberapa halangannya.

1. Masalah waktu

Image yang melekat pada media adalah pemberitaan yang up to date secara konstan. Hal ini menjadi halangan pertama kami dalam membuat media.

Karena kami media yang berisikan 4 orang yang memiliki aktivitas lain diluar kegiatan media kami, sehingga terkadang kami terpaksa untuk mengorbankan waktu kami untuk memberikan konten dan berita lewat Youtube dan Instagram secara cepat kapanpun dan di manapun.

Selama itu sesuai dengan momentum. sehingga tentu saja kami berpacu dengan waktu karena waktu produksi yang tidak sebentar akibat liputan dan juga editing. 

Sehingga hal ini menyebabkan kami secara bergantian mengisi konten dan menulis berita bahkan terkadang ada satu sisi semua anggota kami tidak dapat mengerjakannya karena mengurus urusan masing-masing.

Permasalah itu sehingga kami terkadang menjadi terlambat dalam membagikannya ke para penonton kami.

2. ide konten atau berita 

Ketika kami membuat sebuah konten atau berita yang menarik mengenai video game secara sering dan setiap hari, terkadang kami juga merasa bahwa kami telah kehabisan ide untuk memilih konten dan mengemasnya menjadi lebih menarik. 

Padahal seharusnya media yang baik tentu memiliki pekerja yang bekerja sebagai tim kreatif untuk memikirkan ide konten namun kami tidak siap dengan hal tersebut. 

ami terkadang mengabaikan copywritting karena kami kehabisan kata dan die untuk dapat melakukan framing terhadap pemberitaan video game dari sudut pandang kami sendiri.

3. Gaji karyawan

Tentu menjalani media dengan segala macam aktivitasnya pastinay tidak bisa dilakukan satu orang saja, sehingga kami membayar dan merekrut beberapa karyawan agar dapat menunjang keberhasilan dan perkembangan media yang kami punya yaitu NIG ini. 

Namun kami bukanlah seorang karyawan yang telah memiliki penghasilan tetap dan hanya dapat membayar karyawan dengan uang saku kami pribadi. 

Sehingga tentu saja ini menjadi halangan tersendiri karena pastinya kami merasa kesulitan untuk membayar gaji para karyawan. 

Hal ini diperparah dengan beberapa karyawan kami yang mengundurkan diri karena gaji yang tidak seberapa. Sehingga tentu konsistensi kami pasti sangat terganggu karena faktor produksi kami yang terhambat karena kekurangan karyawan.

4. kehilangan hobi karena menjadi pekerjaan

Halangan ini menyangkut faktor internal atau berasal dari diri kami pribadi, bahwa kami sudah dititik dimana hobi kami yaitu bermain video game dan juga membahasnya bersama orang lain harus hilang begitu saja.

Karena hal tersebut telah menjadi pekerjaan yang harus kami hadapi setiap hari. Sehingga kami merasa bosan dan kehilangan niat untuk bermain game secara pribadi padahal sebelum dibentuknya media ini game merupakan sarana hiburan yang paling kami sukai.

***

Nah, beberapa halangan tersebut sangat menguji kami dalam komitmen dan juga konsistensi karena kami memaksa melakukan suatu pekerjaan dengan banyak pengorbanan didalamnya namun melakukannya pada situasi dan kondisi yang sangat tidak mendukung pekerjaan kami. 

Hal tersebut dipicu oleh ketidaksiapan dari segi pengalaman dan sumber daya. Sehingga kondisi kami pada akhirnya harus memaksa kami untuk rehat dan beristirahat sementara dari dunia media game yang kami buat sampai saat ini. 

Namun ternyata banyak rekan media kami yang ternyata menghargai proses dengan tetap konsisten dan berkomitmen teguh dalam menjalani media yang mereka miliki yang pada akhirnya mulai menemukan peluang dan kesempatan untuk berkembang, sedangkan kami seakan menghilangkan eksistensi kami sendiri didunia media game. 

Intinya mendapatkan pelajaran bahwa komitmen dan konsisten merupakan kunci utama jika kita ingin mengembangkan sesuatu dari 0 menjadi sebuah hal dalam hal apapun tidak hanya perusahaan media startup. 

Namun tidak bisa dipungkiri bahwa kami sangat senang dapat merasakan tekanan dalam dunia pekerjaan secara langsung tanpa harus masuk ke sebuah perusahaan yang sudah besar, sehingga kami lebih siap dalam menjalani masa depan yang kami tuju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun