Asam lambung merupakan sebuah pembicaraan yang cukup umum di dunia kesehatan dan medis, yang dipenuhi dengan mitos dan ketakutan. Banyak orang percaya bahwa asam lambung secara langsung bisa mematikan, tetapi apakah hal tersebut sebuah fakta yang benar? Kita disini akan mengeksplorasi mitos dan fakta tentang asam lambung dan resikonya terhadap kesehatan.Â
Penyakit asam lambung adalah penyakit yang ditandai dengan naiknya asam lambung ke kerongkongan secara berulang-ulang. Hal ini terjadi ketika katup antara lambung dan kerongkongan, yang disebut sfingter esofagus bagian bawah, tidak berfungsi dengan baik sehingga menyebabkan asam lambung naik kembali ke kerongkongan. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala dan komplikasi yang tidak menyenangkan.
Pandangan yang tersebar luas menyatakan bahwa asam lambung adalah pembunuh langsung, tetapi sebenarnya kebenarannya jauh lebih kompleks. Menurut Dr Aru Ariadno, Sakit mag atau asam lambung tidak termasuk penyakit yang menyebabkan kematian.
Gejala asam lambung yang sering, seperti mulas, rasa terbakar di dada, dan regurgitasi, bisa menjadi tanda gangguan pencernaan yang perlu penanganan medis yang tepat.Â
Meskipun beberapa gejala asam lambung bisa diatasi dengan perubahan gaya hidup sederhana, seperti menghindari makanan pedas atau berlemak, tidak semua kasus dapat diatasi dengan cara ini.Â
Dalam beberapa situasi, gejala asam lambung dapat menjadi semakin parah dan memerlukan intervensi medis yang lebih serius.Berikut beberapa hal yang dapat menyebabkan penyakit asam lambung:
Jadwal makan yang tidak teratur
Lambung tentunya mengeluarkan asam terus menerus untuk bantu mencerna makanan, namun pada saat seseorang tidak makan, tentunya asam lambung di dalam perut akan terus naik dan akan menyebabkan isi asam lambungnya meningkat.Â
Konsumsi makanan yang pedas, asam dan berminyak
Bagi beberapa orang tertentu, lambung mereka tidak bisa adaptasi dengan makanan-makanan yang terlalu berbumbu, perut merekaÂ
Menjalani gaya hidup yang tidak sehat
Gaya hidup yang tidak sehat juga dapat mempengaruhi gejala penyakit asam lambung. Mulai dari kebiasaan merokok, meminum minuman beralkohol, kopi hingga minuman bersoda. Jika terus menerus melakukan hal ini seringkali menyebabkan asam lambung menumpuk.
Kelebihan berat badan atau obesitas
Ketika seseorang mengalami obesitas, kelebihan lemak perut menimbulkan tekanan di area perut sehingga menyebabkan risiko GERD dan peningkatan asam lambung.
Hal-hal tersebut tentunya akan berbahaya jika terus-menerus terjadi terutama bagi orang-orang yang sudah bergejala memiliki asam lambung yang tinggi. Jika lama-kelamaan dibiarkan, bisa menyebabkan penyakit lain yang lebih mematikan seperti GERD (Gastroesophageal reflux disease), maag, ulkus lambung, kanker esofagus, dan lain-lain. Tentunya kita juga bisa mencegah hal-hal tersebut agar tidak terjadi.Â
Tahapan awal naiknya asam lambung tidak mematikan dan bahkan sangat mudah diatasi. Berikut beberapa cara untuk mencegah naiknya asam lambung:
Jaga pola makan yang teratur
Dengan jadwal makan yang terjaga, tingkat asam lambung di perut tidak akan naik turun karena terus ada makanan di dalam lambung untuk dicerna.Â
Kurangi beban pikiran yang berat hingga depresi
Rasa cemas dapat mengurangi tekanan pada sfingter atau otot kerongkongan sehingga asam lambung mengalir balik.Â
Menghindar makanan pedas
Rasa pedas berasal dari zat capsaicin di dalam cabai, dimana zat ini dapat membuat lambung mengalami iritasi pada dindingnya.Â
Tinggalkan kebiasaan merokok
Merokok dapat melemahkan sfingter esofagus bagian bawah, yang berfungsi sebagai katup pemisah lambung dan kerongkongan, sehingga dapat menyebabkan asam lambung naik dan mengiritasi kerongkongan.
Pencegahan dari awal diketahuinya penyakit tentunya akan lebih baik dalam membantu mencegah perkembangan penyakit yang lebih serius dan tidak akan membutuhkan pengobatan yang terlalu berat.Â
Konsultasi dengan dokter juga merupakan langkah yang sangat penting. Sebab, dokter bisa memberikan evaluasi menyeluruh terhadap kesehatan seseorang. Selama konsultasi, gejala dianalisis secara teliti, pemeriksaan fisik dilakukan dan, jika dibutuhkan, tes tambahan dapat dilakukan, seperti tes darah, endoskopi, atau pemeriksaan pencitraan.
Seorang dokter menyarankan perubahan gaya hidup yang dapat membantu mengurangi gejala asam lambung. Hal ini dapat berupa mengatur pola makan, menghindari pemicu tertentu, mengatur posisi tidur, dan mengurangi stres.
Meskipun asam lambung dapat menjadi masalah serius jika tidak diatasi, namun kebenaran mitos tersebut harus dipertimbangkan lagi. Pemahaman yang baik dan tindakan pencegahan yang tepat dapat membantu kita menghadapi masalah ini dengan lebih baik. Mari kita tinggalkan mitos-mitos seperti ini dan teruslah mencari kebenaran yang memandu kita menuju kesehatan yang lebih baik.
Penulis: Darian Wiratama & Nicky Gilbert Wijaya Putra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H