Mohon tunggu...
Jun Achmad
Jun Achmad Mohon Tunggu... Desainer - Penyadur ngelindur

Nulisnya jarang. Bacanya sering.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Anak Gaul Jaksel yang "Literally Sangat Which is"

12 September 2018   00:51 Diperbarui: 12 Desember 2018   15:02 17311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin, karakter bahasa gaul yang terbentuk di kalangan anak Jaksel sekarang (bahasa Indonesia yang bercampur dengan bahasa Inggris) diawali oleh Media Masa pada tahun 90-an sampai 2000-an. Tepatnya saat Majalah, Radio dan MTV (Music Television) Indonesia. Yang tentunya segmentasinya anak muda. Para pembawa acara, penyiar maupun konten majalah banyak memakai bahasa Indonesia sehari-hari yang tercampur dengan bahasa Inggris.

Terutama MTV sih, karena saat itu MTV Indonesia merupakan bagian dari MTV Asia yg berada di Singapur. Dan mau ga mau VJ (Video Jockey)-nya membawakan acara dengan bahasa Indonesia yg bercampur dengan bahasa Inggris. Apalagi VJ itu juga rata-rata berdarah campuran.

Salah satu faktor lainnya kenapa bahasa gaul Jaksel menjadi seperti sekarang adalah karena kehadiran  Internet juga. Apalagi sekarang ngaksesnya sangat mudah. Kalo dulu untuk menjelajahi dunia maya, kita harus dateng ke warnet. 

Tapi sekarang ke kamar mandi aja bisa internetan. Internet juga lah yang memperkenalkan muda mudi gaul Jaksel dengan sosok Kendal Jenner, Kim Kardashian, Selena Gomez dan sejenisnya yang merupakan public figure asal Amerika. Para public figure ini dijadikan materi obrolan para anak muda gaul Jaksel (khususnya yang cewek). 

Kim Kardashian lah yang mempunyai andil besar dalam mempopulerkan kata "Literally" di acara reality show-nya "Keeping Up with the Kardashians". Jangan tanya gue mereka tau tontonan itu darimana. Gue aja gatau.  Yang pasti mereka tau karena ini terjadi di masa-nya mereka. Sedangkan di masa gue, tontonannya adalah video ikan Pari di taro di kasur terus diberi judul "Anak Durhaka".

Ada lagi faktor lain. Seperti muda mudi yang sekolah di luar negeri lalu pulang ke Indonesia. Kemampuan beberapa bahasa kadang membuat kita jadi bingung atau sering lupa dengan bahasa itu sendiri. Maka tak ayal mereka pun mencampur-campurkan bahasanya.

sumber twitter
sumber twitter
Apakah berdampak?

Pasti! Secara sadar tidak sadar, langsung tidak langsung, kebiasaan berbicara campur aduk tersebut punya dampak tersendiri. Contoh nyatanya adalah rata-rata nilai Bahasa Indonesia di UN menurun dari tahun ke tahun. 

Ya memang ada faktor lain yang menyebabkan hal tersebut terjadi, salah satunya seperti terjadinya kesalahan sistem pada proses belajar-mengajarnya.  Tapi berbahasa bercampur aduk gitu juga menyebabkan kemampuan berbahasa Indonesia kita semakin menumpul. Ditambah lagi, kita seperti menanamkan bahasa Indonesia ke otak kita semacam memudahkannya, ya kurang lebih kita bilang begini,

"Ah, ini kan bahasa gue, bisa lah gue!".

Maka jangan heran lambat laun orang Indonesia tidak mengenali bahasanya sendiri. Kejadian nyatanya ketika gue ngobrol sama temen, dan gue mengucapkan kata "Jumawa"  temen gue bilang "Ahelah apaan si bahasa lu formal amat!". Itu baru kata "Jumawa" loh, gimana kalo gue mengucapkan kata "Tedeng Aling-Aling"? Mungkin para pembaca juga ada yang gatau sama arti dari kata tersebut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun