Mohon tunggu...
dara suri
dara suri Mohon Tunggu... Mahasiswa - portofolio by Dara Kartika Suri

cuma sekadar tulisan biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sosok "Ibu" dalam Cerpen-Cerpen Mazhdar Zainal

6 Desember 2022   19:29 Diperbarui: 6 Desember 2022   19:41 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku memang pernah cantik." Selepas mandi sore bersama anaknya, ia akan berdiri di muka cermin. Sambil menunggu suaminya pulang kerja. Ia berlama-lama di muka cermin, mencari-cari jejak kecantikan yang barangkali masih tersisa. Namun sungguh, ia nyaris tak pernah menemukannya. Kulit wajah yang kencang itu telah mengendur. Persis bentuk tubuh yang menggelambir mirip buah pir. Matanya yang dulu binar telah meredup. Dihiasi garis-garis tipis di tiap sudutnya. Rambut yang dulu pekat mengilap dan selalu tampak basah itu kini kusam dan bercabang, bahkan mulai beruban. Ke mana perginya kecantikan masa muda?

Banyak sekali perubahan yang terjadi ketika perempuan sudah menikah dan memiliki anak. Perubahan tersebut tidak hanya terjadi secara fisik tetapi juga secara mental. Kebanyakan para ibu rumah tangga terlalu sibuk untuk mengurus urusan rumah tangga sehingga ia lupa bahwa diri dia sendiri juga perlu untuk dijaga dan dirawat.

Mari kita simak kedua kutipan cerita tersebut.

"Di rumah itu nyaris semua pekerjaan rumah dipasrahkan kepada Tinah, mulai mencuci celana dalam mertua sampai menjemur kasur yang ketumpahan susu."

                                                                        (Lumatan Cabai Di Wajah)

"Di masa silam, sebelum menikah, ia tak pernah membayangkan akan berjibaku dengan tumpukan baju kotor, detergen bubuk yang membuat kulit mengelupas, serta tali jemuran kendur yang terpancang dari batang pohon mangga ke pohon jambu."

                                                                        (Perempuan Itu Pernah Cantik)

Dari kedua kutipan tersebut sudah sangat jelas dalam menggambarkan peran gender perempuan di dalam masyarakat, bagaimana posisi perempuan dalam kehidupan berumah tangga sehingga kebanyakan orang menyimpulkan bahwa tempat yang tepat untuk seorang perempuan adalah di rumah. Tak banyak yang mengatakan bahwa perempuan kodratnya diam di rumah mengurus rumah. Sebenarnya perempuan diciptakan hanya untuk menjadi pembantu? Pandangan-pandangan seperti ini yang hendaknya dihapus dalam pemikiran masyarakat.

Demikianlah sepintas cerpen-cerpen karya Mashdar Zainal. Cerpen-cerpen sangat relevan dengan kejadian yang terjadi di masyarakat, terutama menyangkut permasalahan kaum perempuan.

Pengungkapan dalam cerita menggunakan bahasa yang lembut sehingga permasalahan yang berat bisa dibaca ringan. Karya-karya yang mengangkat tema-tema seputar perempuan sangat bermutu untuk dibaca dan dipahami. Apalagi dengan tulisan-tulisan Mashdar Zainal yang membuat siapapun pasti ikut terbawa ke dalam alur penceritaannya. Cerpen ini cocok untuk dibaca oleh kalangan apa saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun