Mohon tunggu...
Dara alityaraudath
Dara alityaraudath Mohon Tunggu... Perawat - Hanya gadis belia yang sederhana, yang menyukai ruang kosong, buku dan pena.

Bagiku, menulis itu adalah imajinasi, saat imajinasi ku bermain maka tumpah lah semua menjadi tinta yang bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mereka yang Disebut "Women"

22 Desember 2020   23:38 Diperbarui: 22 Desember 2020   23:42 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

'This story was told by my brother'Ibu adalah wanita terhebat bagiku, dia membimbing dan menjadikan ku anak yang sabar dan tidak kenal putus asa, tapi aku mempunyai wanita lain yang juga sehebat ibuku, bahkan lebih istimewa, dia nenekku, seorang wanita yang menurutku lebih tegar dan tidak pernah mengeluh. 

Bagiku dia adalah harta yang berharga, karena jujur aku lebih dekat dengan nenek ketimbang ibuku, walau ibu memanjakan tapi nenekku lebih memanjakanku, dia selalu membelaku bila ibu memarahiku. Aku tidak ingin kehilangan dia, seperti aku tidak ingin kehilangan ibu, aku ingin mereka melihatku sukses agar aku bisa membahagiakan keduanya.

Aku biasa memanggilnya 'uti' semasa kecil pun aku sering tidur ditemani uti, karena kakekku memang sudah tidak ada lagi.

Uti wanita yang luar biasa bagiku, karena ibuku memang jarang mengasuhku karena waktunya lebih banyak bekerja mencari nafkah buat aku dan kakak. 

Tapi nasehat ibu tak pernah lepas untuk kami, seperti itu juga uti, dia selalu menasehatiku, walau jujur aku begitu manja dengan uti dan kadang juga manjaku sering berlebihan, uti marah, tapi tetap saja dia memanjakan aku. Dua wanita yang istimewa, dan aku berjanji kelak membahagiakan mereka dengan kesuksesanku.

( itu obrolan ku dengan rehan, anak laki laki ibu satu satu nya, dan di hari ini ucapan 'selamat hari ibu' di gantikan dia dengan 'selamat hari nenek' sedunia )

'This story was told by my sister'

dok. pribadi
dok. pribadi
Wanita terhebat dimataku saat ini adalah kakakku, dia bagiku ibu kedua selain ibu, dia walau keras dan sering marah namun aku tahu dia begitu sayangnya dengan kami adik adiknya, kadang dia menomer duakan kebahagiaannya sendiri, dia mengutamakan kami. 

Dia tidak pelit, dia berusaha membuat adiknya sama dengan kehidupan adik adik yang lain. Apalagi saat ini ibu sedang tidak ada bersama kami, dia menjadi pengganti ibu. 

Keluh kesah kami yang dulu kami tumpahkan kepada ibu kini menjadi dongeng indah di setiap hari baginya. Dia sama seperti ibu yang senang sekali mendengarkan waktu kami punya kesempatan berkumpul.

Dia memotivasi kami untuk menjadi anak yang tegar. Yang selalu berusaha tanpa kenal kata 'putus asa'. Dia panutan, seperti hal nya ibu yang selalu menjadi penyemangat bagi kami.( obrolan ku yang lain dengan kak Nadin, anak perempuan ibu, kakak kedua ku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun