'This story was told by my brother'Ibu adalah wanita terhebat bagiku, dia membimbing dan menjadikan ku anak yang sabar dan tidak kenal putus asa, tapi aku mempunyai wanita lain yang juga sehebat ibuku, bahkan lebih istimewa, dia nenekku, seorang wanita yang menurutku lebih tegar dan tidak pernah mengeluh.Â
Bagiku dia adalah harta yang berharga, karena jujur aku lebih dekat dengan nenek ketimbang ibuku, walau ibu memanjakan tapi nenekku lebih memanjakanku, dia selalu membelaku bila ibu memarahiku. Aku tidak ingin kehilangan dia, seperti aku tidak ingin kehilangan ibu, aku ingin mereka melihatku sukses agar aku bisa membahagiakan keduanya.
Aku biasa memanggilnya 'uti' semasa kecil pun aku sering tidur ditemani uti, karena kakekku memang sudah tidak ada lagi.
Uti wanita yang luar biasa bagiku, karena ibuku memang jarang mengasuhku karena waktunya lebih banyak bekerja mencari nafkah buat aku dan kakak.Â
Tapi nasehat ibu tak pernah lepas untuk kami, seperti itu juga uti, dia selalu menasehatiku, walau jujur aku begitu manja dengan uti dan kadang juga manjaku sering berlebihan, uti marah, tapi tetap saja dia memanjakan aku. Dua wanita yang istimewa, dan aku berjanji kelak membahagiakan mereka dengan kesuksesanku.
( itu obrolan ku dengan rehan, anak laki laki ibu satu satu nya, dan di hari ini ucapan 'selamat hari ibu' di gantikan dia dengan 'selamat hari nenek' sedunia )
'This story was told by my sister'
Dia tidak pelit, dia berusaha membuat adiknya sama dengan kehidupan adik adik yang lain. Apalagi saat ini ibu sedang tidak ada bersama kami, dia menjadi pengganti ibu.Â
Keluh kesah kami yang dulu kami tumpahkan kepada ibu kini menjadi dongeng indah di setiap hari baginya. Dia sama seperti ibu yang senang sekali mendengarkan waktu kami punya kesempatan berkumpul.
Dia memotivasi kami untuk menjadi anak yang tegar. Yang selalu berusaha tanpa kenal kata 'putus asa'. Dia panutan, seperti hal nya ibu yang selalu menjadi penyemangat bagi kami.( obrolan ku yang lain dengan kak Nadin, anak perempuan ibu, kakak kedua ku.Â