Hai, Moms! Aku Darapena. Aku ibu dari dua anak, Aisyah (9 tahun) dan Fathima (1.5 tahun). Salam kenal ya! Aku baru di dunia literasi. Jadi, kalau ada hal yang seharusnya nggak aku post di media sosial, mohon bimbingannya!
Di tulisan kali ini aku mau sharing tentang pengalaman pertama ngasuh bayi. Hal-hal apa yang pernah aku dan bayi kecilku alami yang bikin aku khawatir tingkat dewa dan solusi apa yang akhirnya aku temuin.
Meskipun aku bukan bidan. Tapi kayaknya para young Moms harus tahu keluh kesah ibu muda dari ibu muda itu sendirinya. Jadi, nggak melulu tau dari bidan 'kan?
Soalnya, pas hal itu terjadi, aku bener-bener mau tahu, pernah nggak sih Mommies di luar sana mengalaminya? Terus solusinya gimana? Yah, seenggaknya bisa nenangin kita meski entah itu siapa dan cuma lewat tulisan aja.
Nah Moms, biar aku udah punya dua anak, pengalaman ngasuh bayi merah Fathima ini sangat berkesan buat aku. Soalnya, dari masa hamil, melahirkan, menyusui, bikin akte dan passport itu aku sendiri yang ngurus. Daddy-nya kemana? Kebetulan aku nikah dengan WNA India yang bekerja di Singapore. Jadi agak ribet kalo aku nyuruh beliau.
Balik lagi ke masalah ibu muda ya. Saat kelahiran Aisyah, alm. Mamaku masih ada, jadi apapun itu mama yang ngurusin. Aku terima beres aja. Alhasil, aku nggak banyak tau hal mengenai cara ngerawat bayi merah.
Di masa mengasuh bayi merah Fathima, ada aja yang bikin aku khawatir karena hal kecil. Seperti pas, kulitnya bernanah karena iritasi popok, terus tanda merah yang timbul di sekitar pusar bener-bener bikin aku stres.
Nah, berikut ini aku rangkum hal yang bikin aku stres meski itu hal yang nggak gawat.
1. Titik merah pada bola mata bayi.
Aku sering banget mandangin mata bayiku. Putih bersih nggak bernoda. Nah, suatu sore mau maghrib aku lihat kok ada titik merah sebesar titik jarum di bola mata di samping pupil mata bayi (bener pupil 'kan hehe). Aku beneran syok sampai aku wa sepupuku yang seorang bidan di Lampung. Ia nyaranin buat nunggu sampai beberapa hari. Kalau merah itu masih ada aja, baru deh ke dokter.
Besoknya, aku lihat warna itu mudar. Makin hari warnanya makin berwarna pucat dan akhirnya hilang Moms. Aku lega banget, tapi serius deh. Aku syok banget kalau ada apa-apa sama bayiku.
2. Toh
Awalnya aku cuma liat semacam memar di kulit bayiku di sekitar pusar. Karena aku tau, Fathima nggak pernah jatuh ya udah aku diemin aja. Paling kalau ditanya suami tuh, aku cuma bisa bilang, "Nggak tau." Aku benci banget kata nggak tau tapi mau gimana lagi ya. Lha emang nggak tau hahaha.
Ternyata lama kelamaan, warna merah memar itu kok jadi semacam daging yang menempel di kulit bayiku. Dulu sempat nanya dokter , kata dokter nggak apa-apa asal bukan di sekitar mata.
Sampai suatu hari ada tetangga bilang itutuu namanya Toh dan anaknya juga punya di kepala. Terus, yang bikin kagetnya lagi, ternyata anak pertamaku Aisyah juga punya di pipi dan itu kecil banget nggak kayak Toh Fathima yang besar. Keliatan banget nggak pernah ngurus anak pertama nih.
Dan tepatnya hari ini aku lihat warna kulit daging yang warna merah daging itu jadi pucat dan kesannya kayak pudar gitu Moms. Terus, aku juga ingat, pas alm mama bawa Aisyah ke dokter pas periksa Toh di pipinya, dokter bilang tanda ini akan hilang menjelang uraianya yang makin besar.
Itulah sedikit cerita dariku Moms, intinya kalau ada apa-apa dengan bayi hal pertama yang harus dilakukan adalah tetap tenang. Gali informasi atau bertanya pada yang lebih tau soal ini. Jangan main aksi sendiri. Selalu positif thinking kalau semua akan baik-baik saja. Pokoknya jangan riweuh dulu. Karena bisa aja yang bikin masalah makin parah itu karena kita tidak bisa relaks dan berpikiran jernih.
Nah, selain masalah di atas, ada nggak nih yang juga mau sharing cerita dan solusi saat mengasuh bayi merah? Share di kolom komentar yaa!
Okaaay! Semoga tulisanku membantu para mama mudah di seluruh penjuru dunia ya. Nantikan blog aku selanjutnya. Karena aku pasti cerita banyak tentang banyak hal tentunya. Thanks for reading Moms and see you in a good health! Dadah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H