Dalam pelaksanaannya, pendidikan karakter memerlukan metode pengajaran yang kreatif dan inovatif. Para pendidik diharapkan dapat mengembangkan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, sehingga nilai-nilai karakter dapat dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Melalui kegiatan pembelajaran yang menarik, seperti proyek sosial, diskusi kelompok, dan permainan edukatif, siswa dapat belajar untuk berkolaborasi, berempati, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar mereka.
Dengan adanya kebijakan pendidikan karakter yang jelas, diharapkan generasi muda Indonesia dapat tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki akhlak dan karakter yang baik. Ini adalah langkah penting untuk membangun masyarakat yang beradab, bermartabat, dan memiliki rasa tanggung jawab sosial.Â
Melalui pendidikan karakter yang terintegrasi, kita dapat mencetak generasi penerus yang mampu menghadapi tantangan zaman dengan sikap yang positif dan konstruktif.
Peran Sinergi Ilmu dan Akhlak di PGMI
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) memiliki fokus yang jelas dalam membentuk guru yang tidak hanya memiliki kecakapan dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga akhlak yang baik. Dalam proses pembelajaran, mahasiswa PGMI diharapkan dapat menyampaikan nilai-nilai karakter yang dapat menjadi teladan bagi siswa-siswa mereka di masa mendatang.Â
Dengan menjadi contoh yang baik, guru yang berakhlak mulia akan menginspirasi siswa untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung perkembangan karakter siswa.
Sinergi antara ilmu dan akhlak sangat penting, terutama dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital saat ini. Siswa terpapar pada berbagai informasi dan pengaruh yang tidak selalu positif, sehingga pendidikan karakter harus lebih ditingkatkan.Â
Melalui pendekatan yang kritis, siswa diajarkan untuk menggunakan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab. Dengan metode pembelajaran yang inovatif, mahasiswa PGMI dapat mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan zaman dengan cara yang lebih baik dan beretika (Ismail, 2022).
Penguatan akhlak dalam pendidikan juga mencakup aspek emosional dan sosial. PGMI perlu mengajarkan kepada mahasiswa pentingnya empati dan keterampilan komunikasi yang baik.Â
Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai ini, siswa tidak hanya belajar tentang konten akademik, tetapi juga cara berinteraksi secara positif dengan orang lain. Hal ini penting untuk menciptakan hubungan yang saling menghargai dan mendukung dalam lingkungan belajar.