Pendidikan Islam di Indonesia memegang peranan krusial dalam membentuk karakter dan akhlak generasi muda. Di tengah tantangan zaman yang terus berubah, sangat penting untuk melakukan penataan ulang terhadap sistem pendidikan Islam agar lebih sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Dengan pembaruan yang relevan, pendidikan Islam dapat lebih berhasil menginternalisasi nilai-nilai moral dan spiritual secara efektif, sambil juga mempersiapkan siswa untuk menghadapi berbagai tantangan modern dengan bijaksana. Hal ini akan membantu menciptakan generasi yang tidak hanya unggul dalam hal intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral yang tinggi.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan Islam, penting untuk mempertimbangkan integrasi pendekatan saintifik. Wildani Kushumah Auliya (2022) menekankan pentingnya pendekatan saintifik dalam pendidikan. Agama Islam. Pendekatan ini mengutamakan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah yang relevan dengan tantangan zaman sekarang. Dengan mengadopsi pendekatan ini, pendidikan Islam tidak hanya akan memperkuat aspek keagamaan, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menjadi individu yang kompeten di masyarakat global. Integrasi ini memungkinkan pembelajaran menjadi lebih dinamis dan selaras dengan kemajuan IPTEK.
Pembaharuan kurikulum merupakan langkah fundamental untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam di Indonesia. Kurikulum yang responsif terhadap perkembangan zaman harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan pengetahuan umum, seperti sains, teknologi, dan keterampilan abad ke-21, sehingga siswa tidak hanya memahami agama secara mendalam tetapi juga siap menghadapi tantangan modern. Miswanto, Abdul Halim, dan Dukhroini Ali (2024) menekankan pentingnya penyesuaian materi ajar, pendekatan pembelajaran yang lebih menitikberatkan pada siswa dan pemanfaatan teknologi untuk menghadirkan pengalaman belajar yang lebih menarik. Evaluasi berkelanjutan diperlukan untuk memastikan relevansi kurikulum, sementara integrasi pembelajaran nilai dengan konteks sosial yang lebih luas melalui kegiatan nyata dapat menumbuhkan tanggung jawab sosial dan etika yang kuat. Kurikulum yang diperbarui juga harus mempersiapkan siswa menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim dan ketidakadilan sosial, sambil tetap memperhatikan konteks lokal yang beragam di Indonesia. Dengan demikian, pembaharuan ini diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang cerdas, berakhlak, dan kompeten, siap berperan di masyarakat global (Miswanto et al., 2024).
Peran orang tua dalam pendidikan anak memiliki dampak signifikan terhadap pencapaian akademis siswa. Penelitian oleh Thahir, Rachmaniar, dan Thahir (2024) menunjukkan bahwa dukungan dan partisipasi aktif orang tua dapat secara signifikan meningkatkan pencapaian akademik siswa. Dalam pendidikan Islam, peran orang tua tidak hanya sebagai pendukung akademis tetapi juga sebagai teladan dalam menjalankan nilai-nilai agama.
Hal ini tercermin dalam surat Luqman ayat 13
 Â
Artinya: (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, "Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar."
Hal ini menunjukkan pentingnya. Pendidikan dari orang tua. Membangun komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua akan menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif dan menyeluruh.
Evaluasi kurikulum adalah langkah penting dalam memastikan bahwa sistem pendidikan Islam tetap relevan. Fadhillah Izzatun Nisa dan Tasman Hamami (2023) menyoroti pentingnya evaluasi kurikulum dalam pendidikan agama Islam untuk memastikan bahwa kurikulum yang diterapkan dapat memenuhi kebutuhan siswa dan masyarakat. Firman Allah dalam Surah Al-Hashr ayat 18 menekankan pentingnya evaluasi:
Â
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan."
Evaluasi yang rutin dan menyeluruh memungkinkan identifikasi kekuatan dan kelemahan dalam kurikulum serta mengarahkan upaya perbaikan yang diperlukan. Kurikulum yang dinamis dan responsif akan mampu menyiapkan siswa menghadapi tantangan dan peluang yang ada di masa depan.
Manajemen kurikulum dalam pendidikan Islam harus mempertimbangkan leimbangan antara pendekatan tradisional dan modern untuk mewujudkan sistem pendidikan yang lebih komprehensif dan relevan. Pendekatan tradisional, seperti yang diajarkan oleh para ulama klasik seperti Ibnu Sahnun, menekankan pentingnya nilai-nilai moral, etika, dan disiplin yang kuat dalam pembelajaran. Nilai-nilai ini membentuk fondasi yang kokoh dalam membangun karakter siswa yang saleh dan berakhlak mulia. Namun, di era digital dan globalisasi ini, pendekatan tersebut perlu disesuaikan agar lebih relevan dengan kebutuhan zaman. Penyesuaian ini melibatkan pembaruan metode pengajaran dan materi ajar agar mampu mengakomodasi tuntutan pengetahuan dan keterampilan abad ke-21, seperti kemampuan literasi digital, pemikiran. Kritis, dan kerja sama. Integrasi prinsip-prinsip manajemen kurikulum tradisional dengan metode dan teknologi modern dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih holistik dan efektif. Misalnya, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran dapat meningkatkan interaksi dan partisipasi siswa, serta mempermudah akses terhadap sumber-sumber belajar yang lebih variatif. Selain itu, prinsip-prinsip tradisional seperti disiplin, hafalan, dan pembinaan karakter dapat dipertahankan dan diperkaya dengan metode pembelajaran yang interaktif dan berbasis proyek, sehingga siswa tidak hanya menguasai konsep agama secara mendalam, akan tetapi mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggabungkan kekuatan dari kedua pendekatan ini, diharapkan pendidikan Islam dapat mencetak generasi yang berkarakter kuat, cerdas, dan siap menghadapi tantangan global, sambil tetap menjaga identitas keislaman yang kokoh.
Menata ulang pendidikan Islam di Indonesia merupakan langkah strategis untuk memastikan keberhasilan generasi mendatang. Integrasi pendekatan saintifik, pembaharuan kurikulum, keterlibatan orang tua, evaluasi kurikulum, dan relevansi manajemen kurikulum tradisional dan modern adalah beberapa aspek kunci yang perlu diperhatikan. Dengan melakukan reformasi yang komprehensif dan berkelanjutan, pendidikan Islam akan lebih mampu menghadapi tantangan dan memenuhi kebutuhan generasi masa depan, menjadikannya lebih relevan, efektif, dan berdaya saing.
DAFTAR PUSTAKA
Auliya, W. K. (2022). Integrasi Pendekatan Saintifik Melalui Model Kecakapan Abad 21 Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. At-Tadib: Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam, 14(1), 48-60. https://doi.org/10.47498/tadib.v14i1.906
Miswanto, Abdul Halim, & Dukhroini Ali. (2024). Membangun Pendidikan Islam Berkualitas melalui Pembaharuan Kurikulum di SD Muhammadiyah Plus Kota Batam. Didaktika: Jurnal Kependidikan, 13(1), 823-834. https://doi.org/10.58230/27454312.511
Thahir, M., Rachmaniar, A., & Thahir, W. (2024). Pengaruh Keterlibatan Orang Tua dalam Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik. Indonesian Journal of Educational Counseling, 8(1), 99-107. https://doi.org/10.30653/001.202481.343
Fadhillah Izzatun Nisa, & Tasman Hamami. (2023). Evaluasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Risalah, Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam, 9(3), 1374-1386. https://doi.org/10.31943/jurnal_risalah.v9i3.548
Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam Menurut Ibnu Sahnun Dan Relevansi Dengan Pendidikan Modern. (2024). Journal of International Multidisciplinary Research, 2(9), 105-108. https://doi.org/10.62504/jimr875
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H