"Pak, ini tidak benar. Saya mohon ... saya sangat mencintai Wika," pinta Anusapati dengan nada memelas.
"Pergi!" Bapak mengusir laki-laki dihadapannya. "Keluarga penipu!"
"Ini fitnah, Pak. Anak haram itu telah mengarang cerita hingga ..."
"Diam! Berani-beraninya sebut Juleha anak haram! Pergi sekarang juga!"
Juleha mendekati bapak yang terengah-engah. Dia memberikan obat asma agar napas bapak tidak sesak.
"Maafkan aku, Pak."
"Kamu tidak salah, Ha."Â
Wika menghampiri bapak dan adik tirinya. Wajahnya sembab dan dia tiba-tiba menyalahkan Juleha.
"Seharusnya kamu bilang dari awal kalau dia itu jahat, Ha. Mengapa justru kamu bongkar saat acara lamaran? Kamu sengaja mempermalukan aku?"
"Mbak, a--ku tidak bermaksud seperti itu. A--ku bi--ngung karena ...,"
"Kamu sama bibik tidak ada bedanya! Selalu iri dengan kami! Ambil sana Anusapati! Ambil!"