Mohon tunggu...
Danu Supriyati
Danu Supriyati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis menempuh pendidikan jurusan Fisika, pernah menerbitkan buku solo Pesona Fisika, Gus Ghufron, dan beberapa antologi baik puisi maupun cerpen. Semoga tulisannya dapat bermanfaat bagi pembaca. Jejak tulisannya dapat dibaca di https://linktr.ee/danusupriyati07

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Mengejar Jodoh Juleha (4b)

5 Desember 2023   05:59 Diperbarui: 5 Desember 2023   06:16 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Kisah gadis tomboi yang berliku dalam menemukan jodohnya. Ikuti kisah Juleha by Danu. Dilarang copas, ygy.

Juleha merasa ada yang tidak beres dengan Mak Linik. Kakak madu dari emaknya tampak buru-buru memerintah Wika agar segera pulang. Bahkan, Mak Linik sempat membisikkan sesuatu di telinga bapak sambi berpamitan.

[Emak di lobi rumah sakit. Jemput ke sini, Ha]

Lewat tengah hari, Juleha menerima pesan dari emaknya. Dia pun menuju lobi untuk menjemput emaknya.

"Jadi, Yu Linik tetap akan melangsungkan acara lamaran itu?" Emak bertanya setelah tiba di ruangan bapak.

"Dia penginnya gitu, Nah."

"Benar-benar kebangetan dia, Bang. Kemarin dia ngamuk ke rumah gara-gara tak tegur. Padahal, aku cuma negur dikit."

"Nggak usah hiperbola, Mak! Mak Linik nggak ngamuk ... cuma ngomel doang, kan?" protes Juleha.

Bapak terkekeh melihat bibir istri keduanya manyun lalu mereka saling melempar canda. Juleha merasa senang sebab bapak terlihat sumringah setelah kedatangan emak. Rasa dongkol terhadap emak ikut menguap berkat keharmonisan orang tuanya.

***

"Pinah! Apa maksud kamu bilang sama Wika biar lamarannya sederhana saja?"

"Keuangan Bang Akim sedang pailit, Yu. Lagian, Wika juga ngerti kondisi orang tuanya. Mending duitnya buat ...,"

"Halah! Sok ngatur! Bang Akim boleh kamu kuasai, tapi tidak dengan anakku. Dasar duri!"

"Duri katamu? Yu, masih untung Bang Akim nggak jadi cerain kamu! Suatu saat, Wika juga bakal nyesel punya emak macam kamu! Pengkhianat!"

"Kamu sendiri apaan? Kalau aku nggak kasih restu juga nggak bakal bisa dikelonin Bang Akim! Dasar ular!"

***

Emak mengadu kepada bapak tentang kronologi terjadinya adu mulut antara dia dengan Mak Linik. 

"Seharusnya kamu nggak usah ngarang cerita biar Juleha pulang. Zalim kamu sama anak kita, Nah."

"Abisnya, Bang. Susah banget buat ngebujuk dia pulang."

"Aku cuma ingin belajar mandiri, Mak. Malu minta uang mulu sama emak dan bapak."

Obrolan mereka terjeda karena dokter masuk bersama seorang perawat. 

[Acara lamaran diundur sampai bapak pulang, Ha]

Pesan dari Wika disampaikan oleh Juleha kepada bapaknya setelah visit dokter selesai. Bapak tidak berkomentar apa pun, hanya memberi kode jempol.

[Ya, Mbak. Doakan bapak agar besuk dapat pulang]

Sebenarnya, Juleha berharap agar lamaran Wika batal sekalian. Dia masih belum rela jika Wika jatuh ke pelukan Anusapati. Saat pandangannya menyisir bunga sepatu di depan ruangan bapak, dia tiba-tiba melihat Anusapati di seberang bangsal. Dia pun buru-buru menguntit langkah lelaki yang suka main ancam tersebut.

"Kamu harus meyakinkan keluarga Wika agar rencana kita tidak gagal."

"Tenang saja, Pah. Aku pasti akan bisa mendapatkan aset Pak Akim."

"Wika itu anak baik, lambat laun kamu pasti bisa mencintai dia."

"Bagaimana dengan Sovi, Pah? Dia nempel aku mulu."

"Kamu pasti tahu yang terbaik. Tinggalkan cewek yang nggak bisa apa-apa! Dapatkan Wika beserta aset-asetnya atau kita akan jatuh miskin!"

"Papah harus cepat sembuh, hutang-hutang kita pasti akan segera lunas setelah aku menikahi Wika. Aku janji, Pah!"

Ternyata benar dugaan Juleha, Anusapati hanya mengincar aset keluarganya karena terjerat hutang. Untungnya, percakapan dua lelaki di salah satu ruang perawatan tadi dapat direkam dengan lancar. Dia akan bermain cantik untuk membongkar niat jahat mereka meski akan berakhir huru-hara.

Ketika kembali ke ruang perawatan bapak, Juleha bertemu dengan seorang lelaki bernama Atmojo.

"Jadi ini anak kalian yang maunya dipanggil Juleha?"

"Iya, Bang Jo. Dia kalau udah ketemu Wika kek dodol, kalis banget." 

Emak menjawab pertanyaan Pak Atmojo, sementara Juleha tersenyum renyah.

"Kalau emak-emaknya ketemu yang ada kek kucing dan tikus, Jo. Berantem mulu."

Pak Atmojo tertawa renyah mendengar celoteh bapak. Juleha ingin menanyakan hubungan lelaki tersebut dengan keluarganya, tetapi dia merasa tidak sopan bila harus menyela obrolan para orang tua. Dia pun hanya bisa menyembunyikan rasa penasarannya. Ada hubungan apa antara Pak Atmojo dan keluarganya?

***Bersambung***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun