Mohon tunggu...
Danu Supriyati
Danu Supriyati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis pernah menempuh pendidikan jurusan Fisika. Dia menerbitkan buku solo Pesona Fisika, Gus Ghufron, Dongeng Semua Tentang Didu, Pantun Slenco, dan antologi baik puisi maupun cerpen. Semoga tulisannya dapat bermanfaat bagi pembaca. Jejak tulisannya dapat dibaca di https://linktr.ee/danusupriyati07

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Membungkus Kenangan Ramadan (2)

13 April 2023   13:10 Diperbarui: 13 April 2023   13:17 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sebenarnya Niko masih mau menemani Rozan tapi dokter tidak mengizinkan hingga mau tidak mau, dia dan ibunya kembali ke bangsal. Sementara Rozan tetap di ICU sampai kondisinya kelak dinyatakan stabil.

Suara takbir menggema di mana-mana sebagai tanda lebaran telah tiba. Namun Rozan dan Niko harus merayakannya di rumah sakit karena kesehatan mereka belum pulih. Meski begitu keduanya tampak bahagia dan rukun. Tidak ada lagi perang dingin di antara mereka. Seorang ibu yang membersamai mereka juga tidak kalah gembiranya. Ada mutiara hikmah di balik musibah tempo hari yaitu bersatunya dua saudara seperti masa kecil  mereka. Satu hal yang menggembirakan lagi adalah Niko dengan rela hati bersedia ikut ke pesantren setelah lulus SMP nanti. Rozan pun turut menyambut dengan senang hati.


Rozan memang sudah mendaftarkan diri ke pesantren sebelum ramadan. Tentu saja seizin bibinya dan Bu Barkah. Nah, usai perawatannya di rumah sakit, dia yang akan mengantarkan Niko ke pesantren. Kebetulan untuk anak yatim dan piatu, tidak dipungut biaya sedikitpun selama menempuh pendidikan di sana. Bahkan untuk biaya hidup juga telah ditanggung oleh pihak pesantren asuhan Ustaz Ghufron yang sangat dermawan tersebut.


"Rumah kita akan sepi selepas kalian masuk pesantren tetapi tidak apa-apa. Semoga Allah meridai setiap langkah kalian."


"Aamiin."


Mereka-bertiga-membungkus kenangan kelam yang terjadi di minggu terakhir ramadan dengan sujud syukur. Lantas terpahat doa paling khusyuk pada hari kemenangan, semoga mereka terlahir sebagai pribadi yang fitrah dalam segala hal.

*Tamat*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun