Pendidikan selama pandemi membawa perubahan besar terhadap proses, kebiasaan dan mental siswa. Hampir tiga tahun pembelajaran daring membutuhkan perangkat IT (Information and Technology) yang mumpuni. Mumpuni dalam hal keunggulan perangkat dan ketersediaan kuota internet ketika proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar).Â
Pada akhirnya kuota internet terbantu oleh kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia.
Sedangkan perangkat fisik yang lazim digunakan adalah HP (Handphone) dengan fitur yang harus menyesuaikan program pembelajaran online. Meskipun tidak sedikit yang tercukupi dengan laptop maupun komputer.
Banyak yang mengeluhkan kondisi seperti ini. Kondisi ekonomi yang carut marut karena pembatasan kegiatan sosial berlanjut masih harus terbagi antara kebutuhan perut dan otak.
Entah bagaimana kisah tenggelam selama pandemi akhirnya para orang tua dapat mengejar tuntutan zaman.
Kini pendidikan berangsur normal namun masih menyisakan sejumlah masalah di antaranya adalah pemakaian HP saat pembelajaran.
Kurikulum merdeka berkonsentrasi pada kemandirian belajar, berubah dan berbagi. Guru diberi keleluasaan untuk mengembangkan perangkat ajar. IT mau tidak mau harus sering dimanfaatkan agar pendidikan tidak stagnan pada proses yang konvensional. Baik guru maupun siswa diharapkan melek IT dari tingkat satuan pendidikan dasar hingga tingkat satuan pendidikan tinggi.
Lagi-lagi HP menjadi sumber dilema sebagai salah satu perangkat pembelajaran karena menyebabkan dampak yang kompleks.
Dampak positif penggunaan HP saat KBM dari sisi guru dan siswa antara lain:
- Guru menjadi lebih mudah untuk menggali informasi dari internet.
- Guru dapat menambah materi dari buku yang belum lengkap.
- Guru dituntut untuk tidak gagap teknologi sehingga menambah semangat belajar tentang IT.
- Guru dapat merubah cara mengajar dari metode ceramah ke metode inkuiri.
- Siswa dapat semakin aktif belajar menyelesaikan masalah secara mandiri dengan bantuan IT.
- Siswa semakin lugas belajar tentang perangkat IT untuk mendukung belajarnya.
- Hubungan timbal balik antara guru dan siswa dapat semakin interaktif dengan adanya email.
- Memaksimalkan pekerjaan sekolah atau tugas dengan bantuan atau solusi tidak terbatas dari internet.
Dampak negatif penggunaan HP saat KBM dari sisi guru dan siswa antara lain:
- Guru memiliki ruang gerak yang tidak lagi bebas. Banyaknya pelatihan yang harus diikuti sebagai syarat implementasi kurikulum merdeka sangat menyita waktu.
- Guru produk lama harus belajar menggunakan perangkat IT yang tentu saja memakan waktu lama. Bahkan terkadang siswa lebih paham fitur dibanding gurunya.
- Siswa semakin ketergantungan dengan penggunaan HP. Saking mandirinya, buku pun kadang tidak tersentuh karena lebih percaya artikel yang disajikan internet.
- Siswa semakin tersudut dalam hidup yang egois tanpa komunikasi lisan. Duduk berdampingan pun asyik dengan HP masing-masing.
- Siswa menjadi boros kuota dengan alasan tugas dan tugas.
- Siswa menjadi semakin dimanjakan rasa malas untuk mencari solusi secara nyata. Cukup copy paste, edit sedikit, rapikan kanan dan kiri, print dan tugas pun selesai.
Pendidikan zaman sekarang memang tidak bisa terlepas dari IT dan perangkat HP. Guru, siswa dan orang tua bersinergi agar kebutuhan IT dapat terpenuhi. Setiap perubahan di wajah pendidikan tidak bisa terlepas dari dampak baik dan buruk.Â