Mohon tunggu...
Danu Supriyati
Danu Supriyati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Danu Supriyati menerbitkan buku solo novelet Pesona Fisika, novelet Gus Ghufron, Pantun Slenco, Dongeng Semua Tentang Didu, dan Kumpulan puisi Paras Negeri dalam Puisiku. Di samping itu, karyanya tergabung dalam puluhan antologi cerpen serta puisi lainnya. Saat ini, dia aktif menulis di berbagai platform online. Baca karya-karyanya melalui https://linktr.ee/danusupriyati07.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Dilema Penggunaan HP saat Kegiatan Belajar Mengajar

5 September 2022   08:43 Diperbarui: 5 September 2022   08:52 3659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan selama pandemi membawa perubahan besar terhadap proses, kebiasaan dan mental siswa. Hampir tiga tahun pembelajaran daring membutuhkan perangkat IT (Information and Technology) yang mumpuni. Mumpuni dalam hal keunggulan perangkat dan ketersediaan kuota internet ketika proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). 

Pada akhirnya kuota internet terbantu oleh kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia.

Sedangkan perangkat fisik yang lazim digunakan adalah HP (Handphone) dengan fitur yang harus menyesuaikan program pembelajaran online. Meskipun tidak sedikit yang tercukupi dengan laptop maupun komputer.

Banyak yang mengeluhkan kondisi seperti ini. Kondisi ekonomi yang carut marut karena pembatasan kegiatan sosial berlanjut masih harus terbagi antara kebutuhan perut dan otak.

Entah bagaimana kisah tenggelam selama pandemi akhirnya para orang tua dapat mengejar tuntutan zaman.

Kini pendidikan berangsur normal namun masih menyisakan sejumlah masalah di antaranya adalah pemakaian HP saat pembelajaran.

Kurikulum merdeka berkonsentrasi pada kemandirian belajar, berubah dan berbagi. Guru diberi keleluasaan untuk mengembangkan perangkat ajar. IT mau tidak mau harus sering dimanfaatkan agar pendidikan tidak stagnan pada proses yang konvensional. Baik guru maupun siswa diharapkan melek IT dari tingkat satuan pendidikan dasar hingga tingkat satuan pendidikan tinggi.

Lagi-lagi HP menjadi sumber dilema sebagai salah satu perangkat pembelajaran karena menyebabkan dampak yang kompleks.

Dampak positif penggunaan HP saat KBM dari sisi guru dan siswa antara lain:

  • Guru menjadi lebih mudah untuk menggali informasi dari internet.
  • Guru dapat menambah materi dari buku yang belum lengkap.
  • Guru dituntut untuk tidak gagap teknologi sehingga menambah semangat belajar tentang IT.
  • Guru dapat merubah cara mengajar dari metode ceramah ke metode inkuiri.
  • Siswa dapat semakin aktif belajar menyelesaikan masalah secara mandiri dengan bantuan IT.
  • Siswa semakin lugas belajar tentang perangkat IT untuk mendukung belajarnya.
  • Hubungan timbal balik antara guru dan siswa dapat semakin interaktif dengan adanya email.
  • Memaksimalkan pekerjaan sekolah atau tugas dengan bantuan atau solusi tidak terbatas dari internet.

Dampak negatif penggunaan HP saat KBM dari sisi guru dan siswa antara lain:

  • Guru memiliki ruang gerak yang tidak lagi bebas. Banyaknya pelatihan yang harus diikuti sebagai syarat implementasi kurikulum merdeka sangat menyita waktu.
  • Guru produk lama harus belajar menggunakan perangkat IT yang tentu saja memakan waktu lama. Bahkan terkadang siswa lebih paham fitur dibanding gurunya.
  • Siswa semakin ketergantungan dengan penggunaan HP. Saking mandirinya, buku pun kadang tidak tersentuh karena lebih percaya artikel yang disajikan internet.
  • Siswa semakin tersudut dalam hidup yang egois tanpa komunikasi lisan. Duduk berdampingan pun asyik dengan HP masing-masing.
  • Siswa menjadi boros kuota dengan alasan tugas dan tugas.
  • Siswa menjadi semakin dimanjakan rasa malas untuk mencari solusi secara nyata. Cukup copy paste, edit sedikit, rapikan kanan dan kiri, print dan tugas pun selesai.

Pendidikan zaman sekarang memang tidak bisa terlepas dari IT dan perangkat HP. Guru, siswa dan orang tua bersinergi agar kebutuhan IT dapat terpenuhi. Setiap perubahan di wajah pendidikan tidak bisa terlepas dari dampak baik dan buruk. 

Maka perlu kerjasama untuk menyikapi kebijakan kurikulum terbaru. Di sekolah, guru bertanggung jawab terhadap pendidikan formal siswanya. Di rumah, orang tua bertanggung jawab pada mental dan akhlak sang anak. Di lingkungan, masyarakat bertugas untuk menjaga kenyamanan. Hak dan kewajiban di dunia pendidikan dapat berjalan seimbang jika ada kerjasama dari pihak-pihak tersebut.

HP dapat membangun pun dapat merusak mental ujung tombak bangsa. Guru dan orang tua saling bahu membahu untuk memantau selama penggunaan. Blokir situs-situs berbahaya dan dukung situs pendidikan dengan optimal. Batasi penggunaan HP di luar pembelajaran. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mengawal masa depan bangsa?

Jadi mari kita dukung peningkatan mutu pendidikan menuju ke arah yang lebih baik dengan implementasi IT yang bijak.

Terima kasih.

Kebumen, 5 September 2022

Penulis

Danu Supriyati, S.Si

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun