Pembinaan dalam sisi produksi di dalam negeri untuk dapat bersaing tinggi diperlukan agar kesejahteraan pertanian dapat meningkat pula.
Bergantung pada sektor impor untuk ketersediaan bahan pangan tentu dapat dilakukan, akan tetapi hal tersebut akan beresiko tinggi karena membutuhkan devisa yang tinggi dengan menghadapi market pangan dunia dengan pangan yang diperdagangkan tergolong sedikit.
Oleh karena itu, pilihan terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan dan mengoptimalkan ketahanan pangan dengan sumber lokal. Apabila produksi dilakukan secara mandiri di dalam negeri, impor yang dilakukan dapat ditekan pada maksimum kuota 5-10 persen dari angka kebutuhan masyarakat.
Urgensi Pembangunan Ketahanan Pangan dan Gizi
Bersamaan dengan perubahan pada pembangunan ketahanan pangan yang berintegrasi pada tak hanya ketahanan pangan namun ditambah dengan ketahanan gizi, maka penyusunan agenda harus berdasarkan hal tersebut.
Permasalahan gizi di Indonesia yang menjadi hasil dari kondisi ketahanan pangan harus ditangani dengan serius. Hal ini dilihat dari pola konsumsi masyarakat yang cenderung buruk dengan menghasilkan masyarakat dengan kondisi stunting, defisiensi zat mikro karena kurangnya konsumsi vitamin, kegemukan pada anak-anak hingga dewasa dan peningkatan penyakit tidak menular.
Kondisi masyarakat ini diakibatkan karena keterbatasan ekonomi dengan daya beli pangan yang rendah pada mutu gizi, Â rendahnya kualitas dari keamanan pangan yang ada, tingkat sanitasi di lingkungan yang buruk, hingga rendahnya pengetahuan dan pendidikan.
Pada sisi pertanian dan sosial, terjadi dilema bagi Indonesia. Dimana, petani tidak mendapatkan keadilan dalam menikmati hasil pertanian. Tingginya angka urbanisasi yang mengakibatkan kaum miskin kota bergantung pada harga pangan yang murah pada produksi domestik.
Dengan memperhitungkan kondisi sebelumnya, maka ketahanan pangan di Indonesia pada periode 2020-2024 harus memakai pendekatan sistem koordinasi lintas sektor.
Hal ini akan mengarahkan ketahanan pangan Indonesia untuk dapat terwujud dengan produksi pangan perdagangan domestik dengan mewujudkan stabilitas harga pangan dan pasokan. Didukung pula dengan peningkatan teknologi dan infrastruktur dalam produksi pangan.
Sasaran